Sangatta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) tengah melakukan transformasi sektor pertanian dengan menggandeng Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Kutai Timur.
"Kami tak bisa bekerja sendiri. Kampus dan lembaga pendidikan lokal harus menjadi mitra dalam transformasi ini. Kami akan ajak mereka duduk bersama dan bergerak," kata Asisten III Sekretariat Kabupaten Kutim Sudirman Latif, di Sangatta, Selasa.
Dia mengatakan transformasi sektor pertanian, bukan hanya soal produksi hasil pertanian, akan tetapi lebih komplek dari itu. Dengan meningkatkan cara berpikir, cara kerja, serta siapa yang mengerjakannya, transformasi pertanian di Kutim dapat segera terwujud.
Sudirman menuturkan dengan potensi yang besar dimiliki Kutai Timur, Pemkab Kutim akan menyiapkan langkah dalam meningkatkan sektor pertanian.
Akan tetapi, ada satu tantangan utama adalah menjadikan pertanian sebagai pilihan yang menarik khususnya kepada generasi muda. Banyak dari mereka masih menganggap profesi petani sebagai pilihan terakhir, bukan karier masa depan.
"Perlunya lulusan-lulusan pertanian asal Kutim, menjadi garda terdepan terciptanya transformasi pertanian," katanya.
Sementara itu, Dosen Pertanian STIPER Kutim Ramlah mengungkapkan pihaknya memiliki ide dan trobosan yang menarik dalam meningkatkan sektor pertanian di Kutai Timur.
"Kalau sekedar ide kami banyak, akan tetapi kami memerlukan dukungan pemerintah untuk melakukan realisasi dari ide tersebut," tuturnya.
Dia menegaskan pemerintah harus ikut ambil andil dalam melahirkan generasi petani millenial asal Kutim yang mendobrak modernisasi sektor pertanian, hingga lebih maju dan berkembang.
"Produk hasil STIPER itu luar biasa semua, khususnya SDM-nya. Tidak dipungkiri, tanpa campur pemerintah kami tidak jadi apa-apa, tapi kami ingin perhatian lebih," ujar Ramlah.
Kutai Timur gandeng perguruan tinggi lakukan transformasi pertanian
Selasa, 22 April 2025 20:43 WIB

Mahasiswa STIPER Kutai Timur melaksanakan diskusi Transformasi Pertanian di ruang meranti Kantor Bupati Kutim. (Antara Kaltim/Muhammad Hafif Nikolas)
Kami tak bisa bekerja sendiri. Kampus dan lembaga pendidikan lokal harus menjadi mitra dalam transformasi ini. Kami akan ajak mereka duduk bersama dan bergerak