Balikpapan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) mencatat nilai transaksi dalam misi dagang yang digelar bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencapai Rp834,49 miliar. Angka tersebut melampaui target awal yang hanya ditetapkan Rp650 miliar.
“Alhamdulillah sampai dengan siang tadi, total transaksi yang tercatat sudah mencapai Rp834,496 miliar. Ini pertanda hubungan ekonomi kedua provinsi berjalan sangat baik,” kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, di Balikpapan, Kamis (8/5).
Ia mengatakan, dalam misi dagang kali ini, Pemprov Jatim membawa sebanyak 72 pelaku usaha lintas sektor, mulai dari BUMN, BUMD, koperasi hingga UMKM. Jatim mencatat penjualan senilai Rp581 miliar lebih, sementara nilai pembeliannya dari Kaltim sebesar Rp253 miliar.
Khofifah menyebutkan, komoditas yang dibeli Jatim dari Kaltim antara lain ikan laut, kayu gergajian, arang kayu, dan arang batok kelapa. Sedangkan dari Jawa Timur ditawarkan produk pakan ikan, bibit tanaman, sayuran, buah, hingga produk fesyen.
Ia menjelaskan misi dagang tersebut bukan hanya menjadi jembatan transaksi barang, tetapi juga menjadi momentum membangun sinergi ekonomi menjelang beroperasinya Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kaltim adalah Gerbang Baru Nusantara, dan IKN berada di provinsi ini. Maka sinergi antara Jatim dan Kaltim akan menjadi sangat strategis, baik di bidang ekonomi, SDM, hingga kesehatan,” ujarnya.
Khofifah juga mengundang Pemprov Kaltim untuk melakukan kunjungan balasan ke Jawa Timur sebagai bagian dari penjajakan kelanjutan kerja sama dagang dan investasi.
“Kerja sama ini bisa kita bangun lebih konkret, tidak hanya sekali, tapi berkelanjutan,” katanya.
Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman antar organisasi perangkat daerah (OPD) dan pelaku usaha kedua provinsi. Beberapa di antaranya melibatkan sektor perkebunan, peternakan, pariwisata, investasi, hingga pendidikan tinggi.
Tak hanya itu, Khofifah juga mengenalkan potensi kolaborasi konservasi satwa melalui UB Forest di Singosari, Jawa Timur, yang memiliki fasilitas Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB).
Ia menilai kerja sama ini dapat diterapkan untuk pelestarian burung enggang khas Kalimantan Timur.
“Dengan teknologi inseminasi dari BBIB, kita bisa bantu pengembangbiakan burung langka seperti Enggang. Ini juga bagian dari misi keberlanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, menyambut positif misi dagang yang dilakukan Jatim. Ia berharap kerja sama ini membuka jalan lebih luas bagi pengembangan hilirisasi industri di Kaltim.
“Kami ingin mencontoh Jatim sebagai provinsi industri. Kami berharap pelaku usaha dari Jatim bisa membangun hilirisasi sawit dan batubara di Kaltim,” kata Seno Aji.
Ia mengingatkan bahwa kerja sama ekonomi antara Jatim dan Kaltim telah berlangsung sejak lama, termasuk dalam sektor perkayuan dan energi.
“Dulu, kayu Kaltim diolah di Surabaya dan Gresik. Tahun 2000-an, batubara kita dipakai di Pembangkit Listrik Paiton. Sekarang kita ingin tingkatkan lagi dalam bentuk industri yang hadir di Kaltim,” ucapnya.