Samarinda (ANTARA) - Perayaan Hari Raya Waisak oleh umat Buddha di Kota Samarinda tahun ini selain kegiatan spiritual, juga diwarnai aksi sosial dan gelaran ragam budaya.
"Kegiatan bhakti sosial dan kegiatan seni budaya pada momen Waisak merupakan upaya untuk semakin mempererat tali persaudaraan dan menjunjung tinggi rasa toleransi antarumat beragama," kata Bhikkhu Vihara Muladharma Samarinda Bhante YM Thitaviriyo Thera di Samarinda, Senin.
Bhikkhu Vihara Muladharma Samarinda Bhante YM Thitaviriyo Thera menyampaikan bahwa sebagai warga negara Indonesia, umat Buddha juga memiliki kewajiban untuk mengikuti aturan hukum dan menjunjung tinggi dasar negara Pancasila.
Menurutnya, ajaran Sang Buddha tidak hanya menekankan pada praktik keagamaan, tetapi juga pada pentingnya hidup tertib dan harmonis dalam bermasyarakat.
"Jika masing-masing individu dapat menjaga diri dengan ajaran agamanya dan menghargai orang lain dengan toleransi, maka kehidupan akan harmonis," kata Bhante Thitaviriyo.
Pada tahun ini, berbagai wihara yang tergabung dalam Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Kaltim melaksanakan kegiatan seni dan kebudayaan, seperti Wonderful Vesak 2025 diadakan di Big Mall Samarinda pada 9-11 Mei 2025.
Selain itu, telah dilaksanakan kegiatan bakti sosial, bantuan kemanusiaan, termasuk donor darah, di Buddhist Centre Samarinda yang berhasil mengumpulkan sekitar 250 kantong darah untuk disumbangkan kepada Palang Merah Indonesia (PMI).
Pada kegiatan pokok, Umat Buddha melaksanakan tradisi pradaksina, yaitu mengelilingi wihara sambil merenungkan dharma.
Puncak perayaan Waisak di Buddhist Centre Samarinda dilaksanakan pada Senin, pukul 19.00 WITA, dengan Puja Bhakti Waisak.
Sementara, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Samarinda KH Zaini Naim dalam Hari Waisak menyatakan esensi toleransi bukan hanya sebatas menghormati agama sendiri, melainkan juga menghargai keyakinan agama lain.
Lanjut dia, rukun dalam berinteraksi sosial juga mengajarkan untuk menghormati agama lain dan tidak bersikap sewenang-wenang.
KH Zaini menyoroti pentingnya menanamkan semangat toleransi dan kerukunan pada generasi muda Samarinda.
"Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk meregenerasi semangat toleransi. Pemuda harus bangkit dan menjadi pelopor kerukunan antarumat beragama. Toleransi itu adalah nilai kemanusiaan yang universal, melampaui batasan agama," tegasnya.