Balikpapan (ANTARA) - Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur akan melakukan pemeriksaan ulang kesehatan hewan kurban yang dijual di kota minyak itu.
“Ini untuk memastikan hewan sapi atau kambing yang diperdagangkan, terutama yang akan digunakan untuk kurban di Hari Raya Idul Adha nanti, benar-benar sehat sehingga aman bagi konsumsi masyarakat,” kata Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DP3) Balikpapan Heria Priani, Minggu.
Pemeriksaan ulang kesehatan tersebut juga untuk mengkonfirmasi sertifikat kesehatan yang sudah dikeluarkan untuk hewan tersebut dari daerah asalnya.
Sebagian besar hewan kurban di Balikpapan memang didatangkan dari luar. Daerah-daerah yang jadi pemasok tetap Kota Minyak di antaranya Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), termasuk juga Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Pemeriksaan ulang tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat ini sebelum perayaan Idul Adha 11 Agustus mendatang.
Sebelumnya DP3 Kota Balikpapan akan menggelar sosialisasi bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Balai POM (Pemeriksaan Obat dan Makanan), dan Satpol PP.
Lebih lanjut Kepala DP3 menjelaskan, bila dari pemeriksaan nanti ditemukan hewan yang sakit maka akan dikembalikan ke daerah asalnya dan tidak boleh diperjualbelikan.
“Tugas kami menjaga kesehatan masyarakat,” kata Heria Priani.
Program DP3 itu ditanggapi positif oleh pedagang ternak. Salah satunya Kasman yang sudah berdagang hewan kurban selama 10 tahun.
“Kami juga jaga kesehatan sapi ini sebaik mungkin. Sebelum sampai Balikpapan saya pastikan sudah dicek juga dari sana, sudah dapat sertifikat kesehatan,” kata Kasman yang menjual sapi dari Bima, NTB.
Tahun ini ia berharap bisa menjual hingga 40 ekor. Harga jualnya berkisar antara Rp17 juta hingga Rp20 juta, berdasarkan ukuran atau berat sapi. Sedangkan kambing sekitar Rp2 juta.
“Harapan saya biar laku. Kesehatan sapi itu wajib. Nggak mungkin kami jual sapi sakit, kasihan untuk masyarakatnya nanti. Kalau sehat ‘kan enak,” kata Kasman.