Balikpapan (ANTARA) - Masih ada sembilan keluarga yang menolak nilai uang kompensasi atau penggantian atas lahan yang digunakan pemerintah untuk proyek intake Sungai Sepaku dan normalisasi bantaran Sungai Sepaku sepanjang 4.500 meter dan seluas 2,5 hektare di Sepaku Lama yang bagian dari kawasan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
“Pada kami ditawarkan harga Rp236.500 per meter persegi untuk lahan dan Rp350.000 per meter persegi untuk bangunan. Harga ini selain berbeda dari harga yang diberikan kepada warga lain yang terdampak dibebaskan sebelum kami, juga membuat kami tidak bisa mendapatkan lahan baru atau membangun rumah baru di tempat lain,” kata perwakilan warga Usman, Senin.
Menurut Usman, warga pada pembebasan tahap kedua yang saat itu ditangani Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendapat harga ganti yang lebih baik. Meski juga tidak tahu berapa yang didapat dari mereka yang mendapat kompensasi pada tahapan tersebut, menurut Usman, warga di tahap kedua tampak senang.
“Kami juga tidak paham mengapa harganya dibedakan, kami juga saat ini kesulitan air bersih dan kebanjiran bila hujan,” ujarnya.
Asisten I Pemerintahan Pemkab PPU Sodikin pada April 2022 menyebutkan proyek Intake Sungai Sepaku memerlukan lahan seluas 17,8 hektare. Lahan tersebut dimiliki oleh 60 warga, meliputi Kelurahan Sepaku seluas 4,63 hektare, Desa Sukaraja 8,53 hektare dan Desa Bukit Raya 4,66 hektare.
"Pemerintah menganggarkan pembangunan sarana air bersih ini mencapai Rp364 miliar, dengan kapasitas produksi 3.000 liter per detik," katanya.
.
Ketua Satuan Tugas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Danis Sumadilaga menjelaskan dalam beberapa kali kesempatan di 2024, selain untuk kebutuhan air bersih, kedua proyek juga untuk mengendalikan banjir di Sepaku Lama yang memang berada di lembah sungai dan dataran rendah.
Menurutnya Intake Sungai Sepaku dibangun dengan konsep Bendung Gerak (obermeyer) dan memiliki lebar bendung 117,2 meter, serta tinggi bendung 2,3 meter.
Danis mengungkapkan, Intake Sungai Sepaku dibangun untuk menyediakan air baku sebesar 3.000 liter per detik, dan mulai dikerjakan Oktober 2021.
Dikemukakannya bahwa bantaran sungai yang dirapikan dan ditinggikan akan mencegah air sungai meluap ke pemukiman dan lahan pertanian bila debitnya sedang banyak seperti di musim hujan. Intake yang juga memiliki kolam besar dapat mencegah volume air langsung tumpah ke lembah sungai di bawahnya.
Diketahui, untuk kedua proyek itu pemerintah menyediakan dana pembebasan lahan sebanyak Rp9,8 miliar. Pada tahun 2023-2024, Pemerintah telah membayar ganti lahan tersebut kepada warga yang terdampak proyek tersebut, diantaranya dengan cara konsinyasi di mana uang dititipkan di pengadilan. Warga yang terdampak tinggal membawa persyaratan yang diperlukan seperti bukti kepemilikan untuk mengambil uang tersebut.
Sebelumnya, sesuai Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2024, besaran uang ganti ditentukan melalui proses penilaian oleh penilai publik independen. Proses ini mencakup penilaian berbagai komponen, termasuk tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda terkait.

Penggantian dapat diberikan dalam bentuk uang, tanah pengganti, atau relokasi, dengan kesepakatan antara masyarakat dan pemerintah. Tim terpadu yang terdiri dari Otorita IKN, Kementerian PUPR, dan Pemprov Kalimantan Timur yang memproses rincian penggantian tersebut.
Maka sejak mulai dikerjakan awal 2023 oleh kontraktor BUMN PT Adhi Karya dan PT Brantas Abipraya (Persero), Intake Sepaku selesai dikerjakan Juni 2024 dan sudah Agustus 2024.
Intake Sepaku sudah berfungsi menyedot air sungai sebanyak 300 liter per detik dan dipompa ke Instalasi Pengolah Air (IPA) Sepaku di mana air diproses hingga menjadi air siap minum. Air dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKN ini seterusnya dialirkan ke rumah-rumah susun hunian ASN, ke kantor-kantor pemerintah, rumah sakit, dan hotel, termasuk istana negara.
Menurut Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN Silvia Halim dalam satu kesempatan, sebagai bagian dari SPAM dan juga bersumber dari Intake Sepaku, ada juga air bersih untuk masyarakat yang akan dikelola oleh PDAM Penajam Paser Utara.