Samarinda (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Kutai Barat (Dekranasda Kubar), Kalimantan Timur menyatakan bahwa generasi bangsa yang mencintai produk lokal dapat dibentuk lewat pendidikan, yaitu dalam pelajaran muatan lokal.
"Ada beragam cara yang bisa dilakukan Disdikbud, seperti melalui ekstrakurikuler maupun dimasukkan dalam mata pelajaran daerah, yakni muatan lokal (mulok), sehingga mereka akan mengenal produk lokal sejak dini dan akan mencintainya," ujar Ketua Dekranasda Kubar Maria Christina Mozes Edwin di Samarinda, Sabtu.
Ketika kerajinan tangan maupun olahan khas daerah masuk mulok, maka generasi muda bukan hanya mendapat wawasan teori tentang kekayaan lokal, tapi juga bisa praktik dalam mengolah aneka produk baik berupa makanan, minuman, ukir, maupun aneka kerajinan khas lain, sehingga akan menumbuhkan kecintaan terhadap produk lokal.
Langkah ini juga akan bermanfaat dari sisi pelestarian pada hal-hal yang berkaitan dengan adat dan budaya, karena juga kerap dimanfaatkan untuk upacara adat maupun kegiatan budaya, sehingga langkah mempertahankan kearifan lokal yang diteruskan oleh generasi muda bisa tercapai.
“Adapun mulok kerajinan khas Kubar yang bisa diaplikasikan di sekolah-sekolah seperti tenun doyo, tumpar, anyaman rotan, dan lainnya," ujar Maria saat meninjau gerai Dekranasda Kubar di ajang Kaltim Fair 2025 di Atrium Big Mall Samarinda yang berlangsung 16-20 April 2025.
Menurut istri Bupati Kubar Frederick Edwin tersebut, pengetahuan tentang kerajinan khas juga memiliki banyak manfaat terutama untuk membuka peluang berwirausaha secara mandiri, sehingga dari dunia pendidikan pun diharapkan bisa menjadi hobi hingga menjadi keahlian yang menghasilkan pendapatan untuk membantu ekonomi keluarga.
Ia juga mengajak generasi muda tidak malu mengenakan wastra dan kriya sebagai bentuk rasa cinta dan penghargaan terhadap budaya Indonesia, salah satunya produk yang diproduksi oleh perajin Kubar, karena wastra dan kriya merupakan warisan leluhur yang kaya akan nilai budaya dan filosofi.
"Generasi muda memiliki peran penting dalam pelestarian adat dan budaya. Dengan mengenakan produk wastra dan kriya berarti ikut mencintai produk lokal dan ikut melestarikan budaya, bahkan turut membantu meningkatkan perekonomian perajin," kata Maria.
Baca juga: Pemkot Balikpapan beri saran untuk gunakan parsel produk lokal