Balikpapan (ANTARA) - Pembangunan Gedung Layanan Jantung Terpadu Rumah Sakit Kanudjoso Djawtibowo (RSKD) di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur menyisakan 38 hari lagi.
"38 hari ini adalah sisa masa perpanjangan, seharusnya sudah tuntas pada akhir tahun kemarin, tapi terjadi keterlambatan dari pihak kontraktor," kata Ketua Komisi III DPRD Kaltim Abdulloh saat melakukan inspeksi mendadak di lokasi pembangunan, Senin (13/1).
Ia mengatakan, sidak dilakukan untuk memastikan proyek di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Kaltim tersebut agar cepat tuntas dan tidak lagi mengalami keterlambatan, padahal pelayanan kepada masyarakat sangat dibutuhkan.
"Bila kembali terjadi keterlambatan, maka diberikan sanksi putus kontrak untuk kontraktornya," tegas Abdulloh.
Ia menjelaskan, bila kontraktor itu diputus pekerjaan pembangunan gedung yang terletak tidak jauh dari pintu masuk RSKD tersebut akan dilanjutkan oleh kontraktor baru.
Adapun mekanismenya tidak menutup kemungkinan menempuh mekanisme pelelangan ulang atau lain sebagainya.
Abdulloh. menuturkan untuk capaian pembangunan saat ini berkisar 90 persen, diharapkan dengan sisa waktu yang ada 38 hari pembangunan sudah selesai 100 persen.
Ketua Komisi III DPRD Kaltim itu tidak bisa menjangkau secara keseluruhan gedung, hanya meninjau lantai dasar gedung.
"Tadi mau mencoba meninjau lantai atas, tapi elevator masih sering macet, jadi masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan," ujar dia.
Direktur RSKD Edy Iskandar menambahkan, kontraktor yang mengerjakan itu ditentukan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pemprov Kaltim.
"Maka saya berharap setelah sidak ini, DPU Kaltim bisa menuntaskan sesuai jadwal agar segera beroperasi," harapnya.
Edy mengatakan meskipun rampung tahun ini, namun untuk beroperasi secara penuh dimulai tahun 2026 mengingat gedung itu harus diisi terlebih dahulu dengan peralatan medis.
"Bila konstruksi tuntas 100 persen, akan serah terima tahun 2025 ini, berikutnya kami tinggal isi dengan alat-alat kesehatan (alkes)," katanya.
Menurutnya untuk pengadaan alkes dan lain sebagainya membutuhkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) senilai Rp150 miliar.
"Anggarannya sudah dialokasikan tinggal ketok palu," tuturnya.
Edy menjelaskan gedung layanan jantung terpadu RSKD menempati lahan seluas 3.833 meter persegi dengan luas bangunan 12.544 meter persegi.
"Gedung ini memiliki 8 lantai serta memiliki lantai bawah tanah, semua untuk spesialis pelayanan jantung," jelasnya.
Kemudian ruang bawah tanah digunakan untuk peralatan mekanikal serta elektrikal, lantai satu untuk tujuh ruang poli, back office, CT scan, nurse station, ruang treadmill, dan gudang obat.
Selanjutnya lantai dua untuk ruang ICCU, ruang ICU/CU, ruang perawat, persiapan, serta ruang recovery; lantai tiga ruang operasi, ruang dokter, hingga farmasi.
Lantai empat untuk ruang perawatan VIP 11 kamar, lantai lima dan enam ruang perawatan masing-masing 28 tempat tidur, lantai tujuh untuk ruang terapi empat kamar dan poli lima kamar, serta ruang treadmill
Gedung tersebut juga memiliki kantong parkir sendiri yakni seluas 7.126 meter persegi.kantong parkir itu nantinya memuat kapasitas 90 unit mobil dan 140 unit motor.
"Total untuk pembangunan gedung layanan jantung terpadu RSUD Kanujoso Djatiwibowo menelan dana senilai Rp357 miliar," kata Edy.