Balikpapan (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Balikpapan, Kalimantan Timur, melaporkan indeks harga konsumen (IHK) mengalami penguatan nilai uang atau deflasi yang terjadi di tiga wilayah yakni Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Paser sepanjang Februari 2025.
"Laporan itu berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS)," ujar Kepala BI Balikpapan Robi Ariadi di Kota Balikpapan, Rabu.
Deflasi di Kota Balikpapan terjadi sebesar 0,10 persen dibandingkan Januari 2025, lanjut dia, penyumbang terbesar deflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga alias gas dengan andil sebesar 2,92 persen secara bulan ke bukan (month to month/mtm).
Sisi lain, lanjut dia, ada komoditas yang naik harganya dan menyumbang inflasi di Kota Balikpapan, antara lain angkutan udara, emas perhiasan, minyak goreng, beras, dan cabai rawit.
Pada 27 Februari hingga 5 Maret 2025 terjadi kenaikan harga tiket pesawat karena permintaan meningkat saat memasuki masa libur sekolah dan awal Ramadhan.
Kemudian ada kenaikan harga minyak goreng dan beras oleh distributor yang kemungkinan disebabkan faktor biaya transportasi.
Juga kenaikan harga cabai rawit karena pasokan yang menurun, jelas dia, akibat curah hujan yang tinggi di wilayah penghasil seperti Sulawesi Selatan, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan.
Keadaan lebih kurang sama juga terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Paser, tercatat mengalami deflasi sebesar 0,45 persen secara bulan ke bulan.
Secara tahunan, IHK juga tercatat deflasi sebesar 0,73 persen, menurut dia, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional dan inflasi gabungan empat wilayah di Provinsi Kalimantan Timur.
Dikarenakan letaknya yang bersebelahan dengan Kota Balikpapan, maka kedua kabupaten itu berbagi karakter pasar dan konsumen yang lebih kurang sama dengan Kota Balikpapan.
"Inflasi dan deflasi berakar pada barang yang sama seperti cabai rawit, ikan atau gas elpiji tiga kilogram dan bila pasokan lancar maka berpeluang terjadi deflasi," ungkapnya.
Apabila pasokan tersendat karena berbagai sebab, maka inflasi langsung mengancam, tambahnya.
Bank Indonesia terus mendorong rumah tangga, bahkan juga sekolah di tiga wilayah tersebut menanam cabai untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah, demikian Robi Ariadi.