Penajam Paser Utara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, melakukan verifikasi warga kurang mampu untuk menentukan calon peserta didik Sekolah Rakyat di kabupaten ini.
"Kami mulai pilah Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Dinas Sosial untuk menentukan anak dari keluarga kurang mampu menjadi calon peserta didik Sekolah Rakyat," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara Andi Singkerru, di Penajam, Kamis.
"Sekolah Rakyat dibangun untuk memberikan kesempatan masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan akses pendidikan," ujarnya.
Menurut dia, anak dari keluarga kurang mampu yang sebelumnya tidak memiliki kesempatan mendapatkan pendidikan, kini memiliki peluang untuk mengenyam pendidikan melalui program Sekolah Rakyat tersebut.
Kabupaten Penajam Paser Utara terpilih menjadi salah satu lokasi pembangunan Sekolah Rakyat dari empat daerah di Provinsi Kalimantan Timur.
Kementerian Sosial meminta pemerintah kabupaten menyiapkan lahan dan telah disiapkan lahan sekitar 6-7 hektare, serta seluruh kelengkapan yang diminta menyangkut pembangunan Sekolah Rakyat telah terpenuhi.
Keberadaan Sekolah Rakyat untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sekaligus memutus rantai kemiskinan tersebut tanggung jawab pemerintah pusat dan didanai melalui anggaran pendapatan belanja negara (APBN).
"Pemerintah kabupaten bertanggung jawab menetapkan lokasi, merekrut siswa, hingga menyiapkan tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan untuk Sekolah Rakyat," katanya.
Sekolah Rakyat tersebut memiliki 36 rombongan belajar (rombel) jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA). SD memiliki 18 rombel, SMP dan SMA masing-masing mempunyai sembilan rombel.
Pada tahun ajaran baru Sekolah Rakyat bakal diisi 90 peserta didik kelas satu SD yang terbagi dalam tiga kelas dan 96 peserta didik kelas satu SMP dan SMA untuk mengisi tiga kelas.
"Sekolah Rakyat yang menerapkan sistem sekolah asrama (boarding school) tersebut diperkirakan membutuhkan 282 peserta didik untuk tahun ajaran pertama," demikian Andi Singkerru.(Adv)