Samarinda (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud menegaskan tantangan dunia pendidikan Indonesia pada era mendatang adalah pembentukan karakter, daya pikir kritis, dan kemampuan beradaptasi para siswa menuju era Artificial Intelligence ( AI) atau kecerdasan buatan dan otomatisasi.
Oleh sebab itu, kata Rudy Mas'ud, perlu adanya perubahan kurikulum statis ke problem solving atau pemecahan masalah, komunikasi, dan literasi digital.
"Ini tantangan terbesar dunia pendidikan kita. Dari era hafalan menjadi keterampilan dinamis," ujarnya usai memimpin upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025 di halaman Kantor Gubernur Kaltim, Jumat.
Menurut Rudy, pendidikan adalah tiang negara, sehingga Pemerintah Provinsi Kaltim terus berupaya mewujudkan kualitas pendidikan terbaik bagi masyarakat.
"Kalau pendidikannya bagus, Insyaallah, tiangnya akan berdiri dengan tegak dan negara kokoh," jelasnya.
Gubernur menegaskan Pemerintah Provinsi Kaltim berkomitmen untuk pendidikan di atas segalanya, dan diwujudkan dengan program Gratispol.
Salah satunya pendidikan gratis, di mana anak-anak jenjang SMA/SMK se Kaltim telah mendapatkan bantuan sekolah gratis.
"Termasuk seragam diberikan secara gratis,” tegasnya.
Begitu juga, anak-anak yang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi negeri maupun swasta se-Kaltim, baik S1, S2 dan S3 untuk memacu pendidikan bermutu bagi warga Benua Etam.
Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud dan Wakil Gubernur Seno Aji resmi meluncurkan Program Gratispol di Plennary Hall Gelora Kadrie Oening Samarinda pada Senin, 21 April 2025.
Dalam program tersebut ada enam paket yang diluncurkan, yakni pendidikan gratis jenjang SMA/SMK/MA, SLB, D3, S1, S2, hingga S3.
Kedua, pelayanan kesehatan gratis dan bermutu. Ketiga, umrah dan perjalanan spiritual gratis bagi marbot masjid dan penjaga rumah ibadah. Keempat, gratis seragam sekolah.
Kelima, bantuan biaya administrasi kepemilikan rumah gratis untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dan keenam internet gratis setiap desa.
