Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menyebut Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) setempat berpeluang memenuhi kebutuhan daging kambing dan domba bagi masyarakat, karena organisasi keagamaan ini memiliki ahli pengembangan pertanian dalam arti luas.
Apalagi, saat ini dilakukan penandatanganan kerja sama antara Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP) PWNU Kaltim dengan PT Surya Hutani Jaya (SHJ) dalam penyediaan pupuk kompos, menggambarkan bahwa produksi kompos dari kotoran ternak kambing yang melimpah.
"Kaltim masih defisit sekitar 193 ton daging kambing dan 18 ton daging domba per tahun," ujar Asisten Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Sekretaris Daerah Kaltim Ujang Rahmad saat penandatanganan nota kesepahaman antara PWNU Kaltim dan PT SHJ di Kelurahan Lempake, Samarinda Utara di Samarinda, Jumat.
Dengan kekurangan 211 ton daging kambing dan domba tersebut, ujar ia, maka hal ini menjadi peluang besar bagi warga untuk mengembangkan peternakan, termasuk pengembangan ternak kambing dan domba oleh PWNU Kaltim.
Sektor peternakan kambing dan domba memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Kaltim, seiring dengan tingginya konsumsi daging yang tidak sebanding dengan produksi lokal, sehingga kegiatan hari ini salah satu cara meningkatkan produksi ternak sekaligus produksi bahan baku kompos.
Pemerintah telah membuka kembali keran impor ternak dengan sejumlah syarat sedangkan dalam upaya menstimulasi pertumbuhan peternakan lokal, ia mendorong LPP PWNU dan kelompok peternak lainnya untuk memanfaatkan program pemerintah seperti inseminasi buatan dan desa korporasi ternak.
Acara penandatanganan ini, antara lain dihadiri Ketua Tim Transisi Tenaga Ahli Gubernur Kaltim Rusmadi Wongso, Anggota Tim Transisi Herman A. Hasan, Ketua Baznas Kaltim Ahmad Nabhan, Kepala Dinas Peternakan Kaltim Fahmi Himawan, Wakil Ketua PWNU Kaltim Ibrahim, dan perwakilan PT Surya Hutani Jaya.
Dalam kesempatan itu Rusmadi Wongso mengatakan inisiatif dilakukan LPP PWNU Kaltim merupakan hal positif untuk memicu perkembangan ternak, bahkan kegiatan ini juga bisa menjadi pemantik tumbuhnya ekonomi kerakyatan melalui subsektor peternakan.
"Ini karena kompos dari kotoran ternak bisa menjadi produk bernilai strategis dalam menambah pendapatan keluarga, sehingga hal ini bisa direplikasi oleh kelompok-kelompok lain di Kaltim,” ujarnya.
Salah satu pengurus LPP PWNU Kaltim Nur Lahamudin menyebut acara ini bermula dari diskusi santai antar-anggota lembaga, kemudian sampai pada keseriusan kerja sama yang dibuktikan dengan penandatanganan pada Jumat.
"Kami berkeinginan ke depan akan mengembangkan bibit kambing ke seluruh wilayah Kaltim. Bahkan target kami, pada 2026 minimal ada satu domba yang dikelola oleh setiap kelompok binaan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan hari ini dan rencana pengembangan ke depan," ujar dia.