Penajam, Kaltim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, menyebutkan Perum Bulog hingga April 2025 telah menyerap gabah hasil panen petani di wilayahnya sebanyak 1.500 ton.
"Bulog telah membeli sekitar 1.500 ton gabah kering panen (GKP) petani," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Penajam Paser Utara Mulyono di Penajam, Kaltim, Senin.
Ia mengharapkan kebijakan pemerintah, yang telah mewajibkan Perum Bulog menyerap gabah petani, terus berlanjut.
"Keberlanjutan penyerapan gabah merupakan faktor kunci dalam menciptakan pertanian yang sehat dan berkelanjutan di Kabupaten Penajam Paser Utara," ujarnya.
Selain itu, keberhasilan penyerapan gabah hasil panen petani menjadi bukti efektivitas kebijakan pemerintah pusat dalam menstabilkan harga dan melindungi petani dari tekanan pasar.
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Penajam Paser Utara berkomitmen mendampingi Perum Bulog dan petani agar proses penyerapan berjalan lancar, dengan terus memantau dan membantu agar proses penyerapan gabah tidak terkendala di lapangan.
Dengan demikian, lanjutnya, Petani lebih tenang dan tidak merugi, serta tidak kebingungan untuk menjual gabah kering panen, karena sudah pasti dibeli Perum Bulog dengan harga yang ditetapkan pemerintah.
"Penyerapan yang konsisten oleh Bulog memberikan rasa aman bagi petani karena ada kepastian pasar dan harga yang layak," katanya.
Sebelum kebijakan tersebut diterapkan, para petani kerap kesulitan menjual gabah hasil panen ke pasar, sehingga saat panen raya terjadi surplus produksi membuat harga gabah turun.
Lahan pertanian tanaman padi produktif di Kabupaten Penajam Paser Utara mencapai 14.070 hektare dengan menghasilkan 3-4 ton per hektare dalam satu kali panen.
Dalam satu tahun petani melakukan dua kali panen dan tercatat pada 2024 hasil panen padi mencapai sekitar 50.672 ton.
"Hampir setiap tahun produksi petani tanaman padi di Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami surplus," ungkap dia.
Pada musim panen pertama 2025, panen padi petani ada kenaikan cukup signifikan mencapai 6,3 hingga 6,6 ton per hektare dibanding tahun lalu yang hanya 3,4 sampai 4 ton per hektare.
"Penyerapan gabah hasil panen petani oleh Perum Bulog berdampak signifikan bagi stabilitas harga dan jaminan pasar, karena ada jaminan pembelian hasil panen yang mampu menjaga harga tetap stabil dan menguntungkan petani," sebut Mulyono.(Adv)