Bontang (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kota Bontang mengungkap kasus meninggalnya seorang warga binaan berinisial D (25) asal Sangatta yang mengalami sakit.
"Warga binaan itu dilaporkan mengalami sakit pada Minggu malam dan dibawa ke RSUD Bontang sekitar pukul 01.00 WITA dini hari, kemudian meninggal pada Senin (11/3)," kata Kepala Keamanan Lapas Bontang Angga, di Bontang, Selasa.
Ia menyebukan berdasarkan hasil pemeriksaan Dokter RSUD Bontang ada tiga kemungkinan penyebab kematian, yaitu TB paru, gangguan ginjal dan hati.
Dikemukakannya, untuk lebih memastikan penyebab kematian, pihaknya akan melakukan otopsi lanjutan. Namun, keluarga korban menolak untuk melakukan otopsi setelah mendapatkan penjelasan dari dokter.
"Untuk itu, keluarga harus membuat surat pernyataan untuk tidak melakukan otopsi," tuturnya.
Dalam video yang beredar di media sosial yang di rekam pihak keluarga korban memperlihatkan adanya luka lebam pada tubuh korban.
Angga mengatakan, terkait luka lebam tersebut tidak mengetahui penyebabnya. Warga binaan itu sempat dimasukkan ke ruang isolasi sejak 22 Februari 2025 karena diduga melanggar tata tertib lapas.
“Terkait luka lebam itu kami kurang tahu. Bisa jadi korban terjatuh atau bagaimana,” katanya.
Sementara itu, pihak Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bontang melalui Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) sedang menyelidiki lebih dalam kasus itu.
"Kami masih akan menyelidiki dan meminta keterangan dari semua pihak," ujar Kasatreskrim Polresta Bontang AKP Hari Supranoto
Ia menegaskan bahwa untuk mengetahui lebih pasti penyebab kematian warga binaan tersebut. Polisi berjanji akan menindaklanjuti temuan itu dan mengusut jika ada unsur kekerasan.