Bontang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang, Kalimantan Timut (Kaltim), menetapkan anggaran belanja operasional pegawai sebesar Rp20 miliar yang berasal dari dana bimbingan teknis dan perjalanan dinas untuk merealisasikan Program Kuliah Gratis tingkat sarjana bagi warga setempat pada tahun 2025.
"Program prioritas ini merupakan bagian dari visi kami membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing sebagai mitra IKN baru," ujar Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni di Bontang, Sabtu.
Ia menjelaskan anggaran tersebut terealisasi berkat kebijakan efisiensi yang diterapkan oleh pemerintah pusat.
Neni optimistis program prioritas kota untuk pendidikan sarjana bagi warga lokal bisa direalisasikan tahun ini. Program tersebut dijadwalkan dimulai pada September 2025 dengan penandatanganan kerja sama bersama mitra perguruan tinggi.
Program pendidikan gratis ini dirancang untuk perguruan tinggi di tingkat lokal agar tidak tumpang tindih dengan Program Gratispol milik Pemprov Kaltim.
Perguruan tinggi yang dicakup untuk pembebasan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) antara lain Universitas Trunajaya, Sekolah Tinggi Teknologi Industri Bontang (STTIB), Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syamsul Ma'arif Bontang, dan Universitas Terbuka.
Adapun perguruan Tinggi lain, seperti Sekolah Tinggi Teknologi (Stitek) Bontang, mendapat pembiayaan program pendidikan gratis dari Pemprov Kaltim. Sementara itu LNG Akademi dan perguruan tinggi Pupuk Kalimantan Timur (PKT) didanai oleh perusahaan masing-masing.
Kuota awal program ini adalah 2.000 mahasiswa, kata dia, dengan ketentuan utama penerima manfaat memiliki KTP Bontang. Tim pemerintah tengah menyusun regulasi serta persyaratan penerimaan. Nantinya, lanjut Neni, jumlah kuota dapat dievaluasi setelah proses finalisasi.
Visi Pemerintahan Neni Moerniaeni bersama wakilnya Agus Haris yakni "Terwujudnya Kota Bontang sebagai Kota Industri dan Jasa yang Maju, Berkelanjutan, Ekonomi, Dinamis, dan Sejahtera sebagai Daerah Mitra IKN Baru".