Samarinda (ANTARA) - Kenaikan harga tertinggi pada kelompok makanan yang sebesar 2,64 persen pada Desember 2024 di Kalimantan Timur (Kaltim), memicu terjadinya inflasi secara keseluruhan di provinsi ini hingga sebesar 1,47 di akhir tahun 2024.
"Pada Desember 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Kaltim sebesar 1,47 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,93," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Jumat.
Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Berau yang mencapai 2,69 persen dengan IHK sebesar 107,26, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Balikpapan sebesar 1,11 persen dengan IHK sebesar 107,16.
Ia menjelaskan, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,64 persen.
Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,12 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,64 persen, kelompok kesehatan sebesar 5,20 persen.
Berikutnya kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,65 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,71 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,92 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,67 persen.
Sebaliknya, untuk kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,06 persen, kelompok transportasi sebesar 2,03 persen, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,62 persen.
"Secara month to month (dari bulan ke bulan), terjadi kenaikan indeks harga (inflasi) pada Desember 2024 sebesar 0,31 persen. Sementara itu, secara year to date (y-to-d), pada Desember 2024 terjadi inflasi sebesar 1,47 persen," katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa penyumbang utama inflasi Desember 2024 secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,38 persen.
Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau adalah ikan layang/ ikan benggol, tomat, kangkung, bayam, dan bawang merah.
Sedangkan penyumbang utama inflasi pada Desember 2024 secara y-on-y adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,77 persen.
"Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah beras, sigaret kretek, ikan layang/ikan benggol, bawang merah, dan kopi bubuk," kata Yusniar.