Samarinda (ANTARA) - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disperindagkop) Provinsi Kalimantan Timur memperketat pengawasan distribusi bahan pokok seiring terjadinya fluktuasi harga komoditas utama menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Komoditas cabai rawit merah mengalami lonjakan tertinggi sebesar 17,89 persen dibanding minggu sebelumnya dengan harga rata-rata mencapai Rp64.704 per kilogram," kata Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Kaltim Ali Wardana di Samarinda, Sabtu.
Kenaikan harga ini, menurut dia, berkaitan dengan kondisi ketahanan stok cabai rawit merah yang tercatat sangat rawan karena hanya mampu bertahan selama 0,3 bulan.
Selain komoditas pedas tersebut, harga bawang merah juga terpantau merangkak naik sebesar 6,12 persen menjadi rata-rata Rp53.672 per kilogram per 11 Desember 2025.
Pemerintah mengakui bahwa harga rata-rata bahan pokok di Kalimantan Timur cenderung lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional maupun provinsi pemasok utama seperti Jawa Timur.
"Sebagai perbandingan, harga beras medium di Bumi Etam tercatat Rp15.193 per kilogram atau melampaui rata-rata nasional yang berada di angka Rp14.500 per kilogram," jelas Ali.
Baca juga: Pemkab Kutim siapkan lahan bangun gedung Bulog
Pihaknya telah menemukan indikasi pelanggaran di mana pedagang menjual beras premium dan medium di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) di wilayah Balikpapan.
Tindakan tegas berupa pemberian teguran tertulis langsung dilayangkan kepada pelaku usaha yang terbukti melanggar ketentuan harga pemerintah tersebut demi menjaga stabilitas pasar.
Guna meredam gejolak harga di tingkat konsumen, operasi pasar murah telah dijadwalkan secara intensif di 26 titik lokasi sepanjang tahun 2025.
Fokus pelaksanaan operasi pasar pada bulan Desember ini menyasar wilayah Kabupaten Paser, Kota Samarinda, hingga kawasan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) di Sepaku.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang berbelanja karena stok komoditas strategis lain seperti daging sapi masih tergolong sangat aman dengan ketahanan stok mencapai 1,1 bulan.
"Kami memastikan strategi pengawasan pasokan dan pencegahan penimbunan terus berjalan efektif hingga pergantian tahun nanti," demikian Ali.
Baca juga: Kaltim gencarkan pangan murah atasi harga cabai
