Samarinda (ANTARA) - Serapan tenaga kerja perempuan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sepanjang 2024 mengalami perbaikan menjadi 49,07 persen, sehingga hal ini berhasil menahan laju kenaikan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) antara laki-laki dan perempuan tidak terlalu jauh.
"IKG Provinsi Kaltim pada 2024 sebesar 0,441, naik 0,027 poin jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 0,414," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Yusniar Juliana Nababan di Samarinda, Sabtu.
Dari tiga dimensi yang ada, lanjutnya, dua di antaranya mengalami penurunan, sedangkan satu dimensi lainnya terjadi kenaikan yakni dimensi pasar kerja.
Menurut Yusniar, turunnya dimensi kesetaraan gender di Provinsi Kaltim diakibatkan terjadinya penurunan capaian pada dimensi kesehatan reproduksi dan dimensi pemberdayaan.
"Sedangkan penurunan capaian dimensi kesehatan reproduksi dipengaruhi oleh meningkatnya proporsi perempuan usia 15–49 tahun yang saat melahirkan hidup pertama berusia kurang dari 20 tahun," katanya.
Kemudian penurunan dimensi pemberdayaan dipengaruhi oleh penurunan persentase anggota legislatif perempuan, disertai peningkatan persentase anggota legislatif laki-laki.
Namun demikian, katanya lagi, terjadi perbaikan pada dimensi pasar tenaga kerja yang ditunjukkan naiknya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan yang lebih cepat dibandingkan peningkatan TPAK laki-laki.
"IKG merupakan ukuran gabungan yang mencerminkan ketimpangan dalam pencapaian antara perempuan dan laki-laki dalam tiga dimensi, yakni dimensi kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan dimensi pasar tenaga kerja," katanya.
Ia melanjutkan, IKG Kaltim sejak 2019 hingga 2024 cenderung menurun namun fluktuatif, yakni pada 2019 sebesar 0,447, pada 2020 turun menjadi 0,467, pada 2021 turun lagi menjadi 0,436.
Namun pada 2022 mengalami kenaikan namun masih lebih tinggi ketimbang 2019, yakni menjadi 0,443, lantas pada 2023 turun lagi menjadi 0,414, dan pada 2024 naik menjadi 0,0441, namun tetap lebih rendah ketimbang 2019.