Samarinda (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi padi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada 202 mengalami kenaikan sebesar 9,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sebagai dampak dari meluasnya area panen menjadi seluas 66.660 hektare.
"Luas panen padi pada 2025 diperkirakan sekitar 66,660 hektare (ha), mengalami kenaikan sebanyak 3,620 ha atau sebesar 5,74 persen dibandingkan luas panen padi 2024 yang seluas 63.040 ha," ujar Kepala BPS Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Rabu.
Adanya peningkatan luas panen ini, maka produksi padi dalam bentuk gabah kering panen (GKP) pada 2025 diperkirakan sebanyak 314.530 ton GKP, mengalami kenaikan sebanyak 26.490 ton GKP atau 9,19 persen dibandingkan produksi padi GKP di 2024 yang sebanyak 288.040 ton GKP.
Sedangkan untuk produksi padi dalam bentuk gabah kering giling (GKG) pada 2025 diperkirakan sebanyak 272.590 ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 22.950 ton GKG ketimbang produksi tahun sebelumnya yang sebanyak 249.640 ton GKG.
"Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi penduduk, maka produksi beras pada 2025 diperkirakan sebanyak 158.560 ton, mengalami kenaikan sebanyak 13.350 ton beras atau naik 9,19 persen dibandingkan produksi pada 2024 yang sebanyak 145.210 ton beras," katanya.
Ia juga mengatakan, puncak panen padi pada 2025 berbeda dengan tahun sebelumnya, yaitu terjadi pada Maret dengan luas panen mencapai 16.290 ha, sedangkan puncak panen padi pada 2024 terjadi pada September.
Untuk realisasi panen padi sepanjang Januari−September 2025 sebesar 59.670 ha, mengalami kenaikan sekitar 6.500 ha atau 12,23 persen dibandingkan Januari−September 2024 yang mencapai 53.170 ha. Sementara potensi luas panen pada Oktober−Desember 2025 sekitar 6.990 ha.
"Sedangkan berdasarkan pengamatan fase tumbuh padi hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) September 2025, potensi produksi padi sepanjang Oktober–Desember 2025 sebanyak 33.840 ton GKP," ujar Yusniar.
Tiga kabupaten di Kaltim dengan total produksi padi tertinggi pada 2025 adalah Kutai Kartanegara, Paser, dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Sementara tiga daerah dengan produksi padi terendah yaitu Kota Bontang, Kota Balikpapan, dan Kabupaten Mahakam Ulu.
"Selain itu, penurunan produksi padi terbanyak terjadi di Kabupaten Berau, namun terdapat beberapa kabupaten yang mengalami peningkatan produksi padi lebih banyak, seperti Paser, Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Kutai Barat," katanya.
