Samarinda (ANTARA) -
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalimantan Timur memberikan pembinaan kepada nelayan untuk menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan, mengingat pentingnya pengelolaan sumber daya ikan yang berkelanjutan.
"Kalimantan Timur memiliki potensi sumber daya ikan yang besar. Namun, tanpa pengelolaan yang ramah lingkungan, keberadaan spesies ikan akan terancam. Pembinaan rutin dilakukan secara rutin untuk memastikan kelestarian lingkungan," kata Kabid Perikanan Tangkap DKP Kaltim Petrijansah Noor di Samarinda, Rabu.
Meskipun ada upaya pembinaan, tantangan masih dihadapi, terutama upaya menanggulangi praktik penangkapan ikan dengan cara yang ilegal. Pihaknya menindaklanjuti dengan patroli dan pembentukan kelompok pengawas perikanan.
Di Sungai Mahakam, praktik ilegal seperti penggunaan setrum masih ada. Menurutnya, kesadaran masyarakat masih rendah. Sejumlah nelayan belum menyadari dampak jangka panjang dari tindakan mereka.
"Kami memberikan pemahaman tentang pentingnya alat tangkap ramah lingkungan melalui sosialisasi dan pembinaan saat memberikan hibah peralatan tangkap kepada kelompok nelayan," jelas Petrijansah.
Pembinaan tidak hanya terbatas pada penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan. DKP Kaltim juga berfokus pada peningkatan kesejahteraan nelayan. Pihaknya bertemu dengan kelompok nelayan di berbagai kabupaten untuk menyampaikan sosialisasi tersebut.
DKP Kaltim berharap dengan pembinaan yang berkelanjutan, nelayan akan lebih sadar akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. "Kami ingin anak cucu kita masih dapat melihat kekayaan sumber daya ikan di Kalimantan Timur," tutur Petrijansah.
Dengan upaya ini, DKP Kaltim berupaya memastikan bahwa praktik perikanan di wilayahnya tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga berkelanjutan dan ramah lingkungan.