Samarinda (ANTARA) - Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi menyebut provinsi ini memasuki fase endemi COVID-19 yang ditandai dengan terus melandainya kasus aktif dalam tiga bulan terakhir yang memerlukan kesiapan masyarakat untuk adaptasi.
"Mulai Januari lalu kasus COVID-19 di Kaltim terus melandai, sehingga hari ini jumlah warga yang positif tersisa 57 orang, namun kami imbau para pemudik untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes)," ucap Hadi di Samarinda, Rabu.
Ia menjelaskan, melandainya kasus COVID-19 dalam tiga bulan terakhir menggambarkan bahwa provinsi ini secara perlahan mulai meninggalkan pandemi, atau pelan-pelan memasuki fase endemi.
Sehari sebelumnya, saat diwawancarai setelah menghadiri rapat koordinasi lintas sektor tentang persiapan masing-masing intansi dalam menghadapi mudik lebaran, ia meminta semua pemudik tidak kendur menaati prokes untuk menekan penularan.
Prokes perlu menjadi perhatian karena dalam arus mudik hingga arus balik lebaran ini, merupakan puncak pergerakan massa, sehingga kondisi ini juga bisa dijadikan barometer untuk melihat tingkat perkembangan COVID-19 ke depan.
"Jadi, kita lihat pada Mei mendatang atau habis lebaran, jika Mei nanti tidak terjadi lonjakan aktif COVID-19, tentu kita bisa simpulkan bahwa Kaltim aman dari COVID-19 atau memasuki fase endemi," ujarnya.
Sementara itu, hingga Selasa, 26 April, total positif COVID-19 di Kaltim mencapai 206.203 orang. Dari jumlah ini, total sembuh sebanyak 200.438 orang, total meninggal 5.708 orang, dan yang dirawat ada 57 orang.
Total aktif COVID-19 sebanyak 57 orang dan masih menjalani perawatan itu setelah adanya penambahan 10 positif, yakni dari Kukar tambah 1, Kutim tambah 5, Mahulu tambah 1, Balikpapan tambah 1, dan dari Bontang tambah 2 positif.
Ia melanjutkan, selain meminta pemudik tetap menjaga prokes, pemudik juga diminta selalu berhati-hati di jalan agar tidak terjadi kecelakaan, karena selain merugikan diri sendiri, kecelakaan juga bisa melibatkan orang lain.
Untuk itu, pemudik diingatkan menyiapkan segalanya, mulai dari fisik pemudik, kondisi kesehatan sopir, kondisi kendaraan yang digunakan juga harus dipastikan layak pakai agar tidak terjadi sesuatu di jalan.