Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 23 proyek perkeretaapian yang termasuk
ke dalam Proyek Strategis Nasional yang dibangun di berbagai daerah
dipantau langsung oleh Presiden Joko Widodo.
"Di kereta api ada 23 proyek strategis nasional yang langsung
dipantau oleh kantor staf kepresidenan," kata Plt Dirjen Perkeretaapian
Umiyatun Hayati dalam jumpa pers yang digelar di Kantor Kemenhub,
Jakarta, Senin.
Menurut Umiyatun Hayati, dalam membangun infrastruktur
perkeretaapian memang memiliki sejumlah hambatan karena perencanaannya
sangat panjang seperti menentukan lintasan kereta itu sangat sukar dan
membutuhkan waktu yang tidak mudah.
Selain itu, ujar dia, persoalan lainnya dalam pembangunan jalur
kereta juga kerap terbentur atau perlu lebih berkoordinasi dengan
sejumlah lembaga atau kementerian seperti terutama yang terkait tata
ruang dan tata wilayah suatu kawasan atau daerah.
Persoalan lainnya antara lain sehubungan dengan sumber pembiayaan
yang berdasarkan Rencana Strategis 2015-2019, ternyata hanya dapat
didanai sebesar 27 persen dari APBN.
Dengan demikian, terdapat kesenjangan pembiayaan sebesar 73 persen
yang diharapkan dapat didanai melalui jalur lainnya seperti dari BUMN
serta investasi pihak swasta.
Sebagaimana diketahui, 23 proyek bidang perkeretaapian yang masuk ke
dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang terdiri atas 15 proyek
pembangunan prasarana dan sarana KA Antarkota, dan 8 proyek lainnya
untuk KA Perkotaan.
Berdasarkan sumber pendanaan, dari 23 proyek tersebut, sebanyak 15
proyek bersumber dari APBN, 5 proyek dilaksanakan dengan Skema Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha, dan 3 proyek bersumber dari investasi.
Kelima proyek PSN yang menggunakan skema KPBU adalah pembangunan
Jalur KA lintas Puruk Cahu-Bangkuang, Jalur KA Prov Kaltim, Jalur KA
lintas Muara Enim-Pulau Baai, Jalur KA lintas Tanjung Enim-Tanjung
Api-api, dan pembangunan LRT DKI Jakarta.
Sedangkan sebanyak tiga proyek PSN yang didanai oleh investasi yaitu
pembangunan KA Cepat Jakarta-Bandung oleh PT KCIC, serta pembangunan KA
Bandara menuju Bandara Soekarno-Hatta, dan LRT Jabodetabek yang
merupakan investasi PT KAI (Persero).
Sebagaimana diwartakan, Kementerian Perhubungan akan membangun sistem operasi loop line atau sistem perjalanan kereta api terpadu sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan perlintasan sebidang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam diskusi "Permasalahan dan
Upaya Meminimalkan Resiko Kecelakaan di Perlintasan Sebidang" di
Jakarta, Selasa (22/8), mengatakan loop line untuk kereta rel listrik (KRL) tersebut akan dibangun secara melayang atau elevated.
"Sekarang lintasan kereta api di Jakarta banyak lintasan sebidang,
lintasan yang mengelilingi lintasan sebidang bisa kita naikkan menjadi elevated (melayang)," katanya.
Loop Line adalah pola operasi satu perjalanan di sejumlah relasi kereta,
sehingga penumpang tidak perlu naik turun kereta untuk transit, ke
stasiun tujuan. (*)
Kemenhub: Presiden Pantau Langsung Proyek Perkeretaapian Strategis
Senin, 4 September 2017 15:56 WIB