Bontang, Kaltim (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bontang, Kalimantan Timur, menyebutkan jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) setempat terus berkembang dan potensial meningkat,seiring izin yang makin dipermudah.
Perkembangan UMKM di Bontang ini terlihat dari data per tahun, seperti pada 2021 jumlah UMKM sebanyak 16.929 unit, pada 2022 naik menjadi 19.065 unit, 2023 kembali naik menjadi 19.467 unit, dan pada 2024 kembali meningkat menjadi 20.406 unit.
"Pemkot Bontang membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor, termasuk di sektor perhotelan dan UMKM, berikut penguatan ekosistemnya agar UMKM terus tumbuh dan berkembang," kata Kepala DPMPTSP Kota Bontang Muhammad Aspiannur di Bontang, Rabu.
Ia juga menyambut baik hasil kajian akademik yang dilakukan oleh Unit Layanan Strategis Pembangunan Sumber Daya Berkelanjutan Universitas Mulawarman (ULS-PSDB Unmul) Samarinda, salah satunya tentang sektor UMKM yang berpotensi meningkat.
Dalam kajian ini disebut bahwa sektor UMKM di Bontang dinilai memiliki kekuatan internal yang besar dan peluang eksternal yang menjanjikan, meskipun masih menghadapi tantangan struktural dan sosial.
"Tentu ini sebagai bahan pertimbangan arah investasi ke depan. Bontang tidak hanya kuat di sektor industri, tapi juga punya peluang besar di sektor jasa, terutama pariwisata dan perhotelan, termasuk UMKM," ujarnya.
Menurut dia, sejumlah kecamatan telah menunjukkan inisiatif untuk terus meningkat, seperti kehadiran pemuda pelopor UMKM digital, ada pula program literasi masyarakat yang digaungkan oleh berbagai pihak, termasuk Tim Penggerak PKK dan tokoh di berbagai komunitas.
"Melalui dukungan akademisi, pelaku usaha, pemerintah, dan dunia industri, Kota Bontang terus menuju transformasi dari kota industri ke kota yang juga unggul di sektor UMKM dan pariwisata, karena kuncinya adalah sinergi dan keberanian berinovasi, Bontang akan menjadi magnet investasi baru di Kaltim," katanya.
Menurut Ketua ULS-PSDB Unmul Dr Rahcmad Budi Suharto, UMKM Bontang terus berkembang dan variatif, seperti produk seperti pempek, makanan khas lokal, hingga batik lokal sudah memiliki tempat di hati masyarakat, terlebih adanya dukungan perusahaan dalam membina pelaku UMKM.
Koordinator Program Doktor Ilmu Ekonomi Unmul ini melanjutkan, Kecamatan Bontang Utara menjadi titik sentral pengembangan ekonomi, didukung kawasan industri besar seperti PT Pupuk Kaltim dan LNG Badak, serta akses ke laut dan 17 pulau yang dimiliki, kecamatan ini tidak hanya menjadi pusat industri, tetapi juga perdagangan dan perikanan.
"Produk UMKM seperti Batik Kuntul, Fara Snack, dan Ria Rasa Cake & Cookies adalah bukti konkret geliat ekonomi mikro yang terus tumbuh. Keberadaan pemuda pelopor ekosistem digital UMKM pun menambah daya dorong terhadap transformasi digital sektor ini," ujar Rachmad.