Penajam Paser Utara (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur menilai perlu dilakukan normalisasi terhadap sejumlah sungai agar tidak terjadi pendangkalan sebagai antisipasi terjadinya bencana banjir di daerah setempat.
"Sejumlah sungai perlu dinormalisasi segera, karena tingkat endapan lumpur sudah cukup tinggi," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara Muhammad Sukadi Kuncoro di Penajam, Senin.
Desa Bukit Subur mengusulkan normalisasi Sungai Riko dan dibangun embung, terutama di hulu sungai itu agar bisa menampung air.
Usulan tersebut menyusul sering terjadi banjir di Desa Bukit Subur akibat Sungai Riko meluap dan merendam pemukiman warga di desa itu.
Banjir di Desa Bukit Subur diakibatkan intensitas hujan yang cukup tinggi pada Minggu (20/4) hingga Senin (21/4) sekitar pukul 02.00 WITA, sehingga Sungai Riko meluap.
Kemudian, naiknya air Sungai Riko merendam rumah warga yang berada pada area rendah dan sekitar bantaran sungai, 10 rukun tetangga (RT) atau 141 kepala keluarga (KK) dengan 457 jiwa terdampak banjir.
"Banjir di Desa Bukit Subur selalu terjadi apabila hujan deras mengguyur dengan waktu lama," ujarnya.
Ketinggian air mencapai hingga dua meter dan di lantai rumah warga mencapai satu meter. Tetapi, warga tidak mengungsi, karena air segera turun perlahan seiring hujan mereda, Sungai Riko meluap karena terjadi penyempitan di badan sungai, terutama di wilayah yang berbelok dan harus dilakukan penanganan.
Normalisasi atau pengerukan sungai yang juga perlu dilakukan di Sungai Sesulu, Sungai Labangka, Sungai Sukaraja, Sungai Wonosari, serta Sungai Mentawir.
Berdasarkan pantauan kondisi sungai itu banyak dipenuhi sampah dan sedimentasi atau pengendapan material seperti batu, tanah dan lumpur, kata Muhammad Sukadi Kuncoro.(Adv)