Samarinda (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Timur (Kaltim) aktif menggandeng masyarakat lokal untuk meningkatkan layanan wisata di Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Masyarakat di sekitar IKN punya peran penting dalam menunjang sektor pariwisata. Mereka bisa memanfaatkan kunjungan wisatawan, misalnya dengan menjual makanan khas, cendera mata, dan menyediakan homestay," kata Kepala Bidang Promosi Pariwisata Dispar Kaltim Restiawan Baihaqi, di Samarinda, Senin.
Ia menjelaskan, Dispar Kaltim telah menyiapkan berbagai paket wisata bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke IKN.
Wisatawan bisa menikmati beragam destinasi, mulai dari Hutan Mangrove Mentawir, Gua Tapak Raja, hingga Bukit Bangkirai.
Dispar Kaltim juga bekerja sama dengan agen travel setempat untuk menyediakan paket wisata terpadu.
"Paket-paket ini disusun agar wisatawan bisa menjelajahi IKN dan destinasi wisata di sekitarnya secara efisien," kata Baihaqi pula.
Ia mengungkapkan, sejak dibukanya IKN untuk umum, kunjungan wisatawan terus meningkat.
Menurut Baihaqi, saat ini didominasi wisatawan domestik, namun diperkirakan pada bulan Maret hingga Mei mendatang akan banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke IKN.
Peningkatan kunjungan wisatawan ini membuka peluang bagi masyarakat lokal untuk meningkatkan pendapatan.
"Banyak warga yang mulai membuka homestay, restoran, dan usaha lainnya untuk melayani wisatawan," kata Baihaqi.
Ia menambahkan, Otorita IKN juga telah menyusun master plan pengembangan pariwisata IKN.
"Master plan ini sejalan dengan perencanaan Dispar Kaltim, yaitu melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata IKN," katanya lagi.
Menurut pengamat pariwisata dari Politeknik Negeri Samarinda I Wayan Lanang Nala bahwa rasa ingin tahu masyarakat akan ibu kota baru Indonesia menjadi faktor utama meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kaltim.
"Mereka ingin melihat langsung lokasi yang akan menjadi pusat pemerintahan Indonesia di masa depan," katanya lagi.
Lanang Nala menjelaskan bahwa daya tarik IKN tidak hanya terletak pada statusnya sebagai ibu kota negara, tetapi juga pada konsep pembangunannya sebagai kota hutan atau forest city. Konsep ini sejalan dengan cita-cita IKN sebagai kota berkelanjutan.