Samarinda (ANTARA) - Delegasi Pemerintah Negara Bagian Selangor, Malaysia, melakukan studi tiru penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD) ke Kalimantan Timur, khususnya di Samarinda dan Balikpapan.
"Tujuan kami adalah untuk memahami strategi vaksinasi DBD dan HIV, serta pelaksanaan program pengendalian DBD di Kalimantan Timur. Kami ingin belajar dari pengalaman Kaltim, terutama mengenai efektivitas program dan penerimaan masyarakat," ujar Anggota Dewan Eksekutif Negara Bagian Selangor untuk Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, Jamaliah binti Jamaluddin sekaligus pemimpin delegasi di Samarinda, Senin.
Jamaliah mengungkapkan apresiasinya atas sambutan hangat Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Pihaknya berterima kasih atas kesempatan mempelajari kaidah pelaksanaan program pengendalian DBD di Kaltim. Beberapa tempat yang dikunjungi di antaranya sekolah dasar di Samarinda dan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Balikpapan.
Kunjungan delegasi Selangor ke Kaltim diharapkan dia dapat meningkatkan kerja sama kedua pemerintah lintas negara dalam penanganan DBD.
"Kami optimistis kunjungan ini membuka jalan bagi penguatan kolaborasi ke depan, terutama dalam bidang kesehatan masyarakat," ucap Jamaliah.
Lebih lanjut, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, Setyo Budi Basuki, menjelaskan bahwa pengendalian DBD di Kaltim dilakukan secara komprehensif.
"Upaya pengendalian nyamuk menjadi hal yang sangat penting mengingat curah hujan yang tinggi menyebabkan tersedianya banyak tempat berkembang biak nyamuk," jelas Basuki.
Menurut Basuki, masyarakat perlu memahami bahwa jentik-jentik nyamuk di sekitar merupakan sumber penularan penyakit.
Pihaknya menekankan pentingnya upaya bersama dalam pemberantasan sarang nyamuk. Pemberantasan itu harus dilakukan secara serentak oleh seluruh masyarakat, karena jangkauan terbang nyamuk cukup jauh.
Selain pemberantasan sarang nyamuk, Dinas Kesehatan Kaltim juga melakukan penaburan larvasida dan penggunaan vaksin DBD. Untuk vaksinasi DBD di Samarinda dan Balikpapan total telah menyasar sekitar 12.100 orang.
"Program vaksinasi DBD di Kaltim merupakan yang pertama di dunia dan menjadi pilot project nasional," ujar Basuki.
Oleh karena itu, lanjut dia, Selangor tertarik untuk mempelajari penerapan vaksinasi DBD di Kaltim, termasuk tingkat penerimaan masyarakat dan kemungkinan efek samping.
Rombongan delegasi Selangor disambut oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kaltim Deni Sutrisno, Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Jaya Mualimin, beserta jajaran. Turut hadir perwakilan Kementerian Kesehatan Malaysia dan perusahaan farmasi Takeda.