Ibu kota negara baru Indonesia bernama Nusantara yang dibangun di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, yakni di Kecamatan Sepaku, bakal mengembalikan hutan tropis Kalimantan.
"Konsep pembangunan Kota Nusantara komitmen mengembalikan kejayaan hutan tropis Kalimantan," tegas Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Penajam, Rabu.
Kejayaan hutan tropis Kalimantan akan diwujudkan, jelas Presiden, melalui pembangunan ibu kota negara masa depan Indonesia di wilayah Provinsi Kalimantan Timur itu.
Penegasan itu disampaikan Presiden Jokowi saat melakukan penanaman pohon di Miniatur Hunian Hutan Tropis yang berlokasi di Glamping Kota Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Komitmen Kota Nusantara, menurut Presiden, membagi tiga tempat penanaman pohon dengan konsep penghijauan dan estetika, serta untuk menghijaukan wilayah menjadi hutan tropis.
Setelah penghijauan di lingkungan kawasan ibu kota negara masa depan Indonesia selesai, lanjut dia, penanam pohon akan meluas ke luar kawasan Kota Nusantara.
Baca juga: Jokowi minta desain Nusantara Superblock asal Kaltim saingi Jakarta
Baca juga: Jokowi minta desain Nusantara Superblock asal Kaltim saingi Jakarta
"Presiden instruksikan 70 persen wilayah ibu kota negara baru Indonesia merupakan kawasan hutan," tambah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.
Sedikitnya sekitar 54 ribu hektare wilayah Kota Nusantara harus dihijaukan, dari total luas kawasan ibu kota negara baru Indonesia lebih kurang 256 ribu hektare.
Ibu kota negara masa depan Indonesia bakal dikembalikan menjadi zona hijau atau hutan tropis, sehingga hutan Kota Nusantara berpotensi menyerap karbon.
Secara bertahap penanaman pohon akan dilakukan di kawasan ibu kota negara baru Indonesia, dan penanaman pohon yang dilakukan kali ini merupakan penanaman pohon tahun ke empat di kawasan Kota Nusantara.
"Kami optimistis kota hutan pada 2045 akan terwujud. Ibu kota negara baru bukan hanya harapan perubahan bagi Indonesia saja, tetapi juga bagi dunia," demikian Siti Nurbaya Bakar.
Baca juga: Presiden: Tinggal di IKN harusnya tidak kena strok dan jantung