Samarinda (ANTARA) -
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda berkomitmen untuk menyediakan fasilitas bagi masyarakat penyandang disabilitas dan wisatawan di Kota Tepian.
"Kami telah melakukan penertiban terhadap kendaraan yang parkir sembarangan di trotoar, khususnya yang mengganggu fasilitas disabilitas," ujar Kepala Dishub Samarinda Hotmarulitua Manalu di Samarinda, Selasa.
Ia minta Dinas PUPR Kota Samarinda untuk memperhatikan perijinan tempat usaha yang ada di pinggir jalan, apakah sudah menyediakan tempat parkir yang memadai atau tidak.
Selain itu, Dishub Samarinda juga telah mengecek gedung parkir di Big Mall untuk disabilitas.
“Kita lihat ada marka khusus untuk disabilitas di gedung parkir itu. Tapi itu kan ranah PUPR juga, karena mereka yang mengurus perijinan bangunan. Kalau Dishub kan fokus di jalan lalu lintas saja,” kata Manalu
Ia menambahkan, Dishub Samarinda juga akan mewajibkan adanya parkir khusus untuk disabilitas di setiap tempat umum di Kota Samarinda.
“Kita akan buat aturan yang mengharuskan setiap tempat umum seperti mall, pasar, rumah sakit, dan lain-lain untuk menyediakan parkir khusus untuk disabilitas. Kalau tidak ada, kita akan tegur atau beri sanksi,” tegasnya.
Selain fasilitas untuk disabilitas, Dishub Samarinda juga tengah merencanakan pembangunan dermaga di Samarinda Seberang untuk mendukung wisata di sana.
Manalu mengatakan, dermaga tersebut akan menjadi akses bagi wisatawan yang ingin mengunjungi tiga desa wisata, yaitu Kampung Tenun, Kampung Ketupat, dan Masjid Tua.
“Kita usulkan dermaga itu sebagai penunjang wisata di Samarinda Seberang. Ini sebenarnya literasi Disporpar, tapi kita coba bantu,” jelasnya.
Dikemukakannya, setelah turun dari kapal, wisatawan bisa naik mobil golf yang kita sediakan untuk menuju desa wisata. Mobil golf itu nanti bisa jual paket dengan pemilik kapal wisata
Manalu mengungkapkan, pembangunan dermaga tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2024. Namun, ada beberapa kendala yang harus diatasi, seperti survei kedalaman sungai dan pembebasan lahan.
“Kita harus menjorok ke sungai untuk membangun dermaga itu,” tuturnya.
Ia menyebutkan , survei kedalaman itu butuh waktu yang lama. Terkait pembebasan lahan, pihaknya meminta Dina PUPR Kota Samarinda untuk membantu hal tersebut.
'Kita sarankan agar rumah-rumah masyarakat yang ada di sana dibebaskan semua supaya pemandangan dari Masjid Tua bisa kelihatan langsung dari sungai," ucapnya.
Terakhir, Manalu menyampaikan bahwa permintaan fasilitas di Bandara APT Pranoto sudah ada sebagian yang dimodifikasi oleh Kementerian Perhubungan.
“Kita sudah minta fasilitas seperti eskalator dan lift untuk disabilitas di bandara itu. Alhamdulillah sudah ada sebagian yang dimodifikasi oleh Kemenhub, tetapi kita masih terus berkoordinasi dengan mereka untuk memperbaiki fasilitas lainnya,” kata Manalu.