Samarinda (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) dan PKK Kaltim, melakukan kerja sama menurunkan angka stunting di daerah ini.
"Angka prevalensi stunting di Kaltim pada 2023 cukup tinggi, atau mencapai 23,9 persen, sehingga kami membantu anggaran sebesar Rp1,08 miliar untuk mencegah bertambahnya stunting," kata Ketua BAZNAS Kaltim Achmad Nabhan di Samarinda, Senin.
Secara administrasi penganggaran, dana tersebut dititipkan ke BKKBN Kaltim, sedangkan secara teknis kegiatan berupa pemberian makanan tambahan bergizi bagi bayi di bawah dua tahun dan ibu hamil, ditangani oleh pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK).
Anggaran sebesar itu dikelola oleh tim penggerak PKK karena organisasi yang mayoritas kaum ibu ini memiliki kader hingga di tingkat desa dan kelurahan, sehingga ibu hamil dan bayi dari keluarga miskin bisa ditangani oleh PKK.
Bantuan penanganan sunting dilakukan sebab hal ini menyangkut masa depan anak bangsa, karena Baznas Kaltim mendukung pemerintah dalam membangun manusia berkualitas, beriman dan bertakwa kepada Allah.
Jika ada generasi yang stunting akibat kurang gizi, maka akan sulit mewujudkan generasi cerdas dan berkualitas, karena mereka yang stunting biasanya berdampak pada cara berpikir.
Sebelumnya, saat Baznas Kaltim melakukan pelatihan pendampingan sistem informasi bagi seluruh pengelola baznas kabupaten/kota se-Kaltim, Achmad Nabhan juga mengatakan bahwa penanganan bayi stunting agar bisa tumbuh normal, sekaligus untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Sedangkan peserta dalam pelatihan itu sebanyak 68 orang, terdiri atas 16 orang peserta dari Baznas Kaltim, 8 orang utusan dari Baznas Kalimantan Utara, dan 44 peserta berasal dari baznas di kabupaten/kota di provinsi ini.