Samarinda (ANTARA) -
Kinerja Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kalimantan Timur menunjukkan tren positif dalam transformasi digital pengelolaan zakat yang terlihat dari penggunaan Sistem Informasi Manajemen Baznas (SIMBA) untuk pelaporan zakat bulanan yang mencapai 90 persen.
"Berdasarkan evaluasi data Semester I Tahun 2024 sebesar 90,9 persen. Baznas di Kaltim sudah menggunakan SIMBA dengan grade A-C," ungkap Pimpinan Baznas RI Pembina Wilayah Kalimantan Timur, M Nadratuzzaman Hosen, saat menjadi pembicara utama dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) 2024 Baznas tingkat provinsi di Samarinda, Senin.
Rakorda yang turut dihadiri oleh jajaran pimpinan Baznas Kaltim ini membahas optimalisasi pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) serta pengentasan kemiskinan di wilayah tersebut.
Nadratuzzaman Hosen menjelaskan, Baznas telah mengembangkan beberapa aplikasi nasional untuk mendukung pengelolaan zakat secara digital, antara lain SIMBA, SIMBALITE, Menara Masjid, Kantor Digital, SIMBA-UPZ, dan Cinta Zakat.
"Aplikasi-aplikasi ini terintegrasi dengan SIMBA dan menjadi penunjang fundraising di daerah, salah satunya Menara Masjid," ujarnya.
Meskipun menunjukkan perkembangan positif, Nadratuzzaman Hosen mengakui masih terdapat kendala dalam optimalisasi pengelolaan ZIS digital, terutama di beberapa Baznas kabupaten/kota.
"Kendala utama yang dihadapi adalah jaringan internet dan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dalam mengoperasikan aplikasi," jelasnya.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Baznas mendorong peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan.
"Kami ingin setiap daerah dapat mengutus amilnya untuk mengikuti pelatihan, baik pelatihan SIMBA maupun pelatihan Kantor Digital," ujarnya.
Pada Rakorda tersebut, Nadratuzzaman Hosen juga memaparkan hasil pengukuran kinerja pengelolaan zakat di Kalimantan Timur berdasarkan Indeks Zakat Nasional (IZN) 2023.
Dari 11 Baznas di Provinsi Kalimantan Timur, terdapat 5 Baznas yang mengisi IZN pada tahun 2023 dengan mayoritas memiliki nilai IZN kategori stabil.
Baznas Provinsi Kaltim mencatat IZN sebesar 0,59 dan berhasil mengentaskan 83 persen mustahik dari kemiskinan. Baznas Kaltim juga mendapatkan dukungan regulasi dan APBD yang baik dari pemerintah.
Baznas Kabupaten Paser memiliki IZN sebesar 0,53 dan berhasil mengentaskan 3 persen mustahik dari kemiskinan, serta mendapatkan dukungan APBD dan regulasi yang baik dari pemerintah.
Baznas Kabupaten Kutai Kartanegara mencatat IZN sebesar 0,44 dan mendapatkan dukungan APBD yang sangat baik dari pemerintah. Namun, Baznas Kukar perlu melakukan penguatan program pendistribusian dan pendayagunaan, serta pemutakhiran data muzakki dan mustahik.
Baznas Kabupaten Berau memiliki IZN sebesar 0,45 dan mendapatkan dukungan regulasi yang sangat baik dari pemerintah. Baznas Berau juga telah memanfaatkan teknologi dengan sangat baik dalam pengelolaan zakat. Namun, perlu dukungan APBD, pemutakhiran data muzakki dan mustahik, serta peningkatan program pengentasan kemiskinan.
Baznas Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencatat IZN sebesar 0,36 dan mendapatkan dukungan regulasi yang sangat baik dari pemerintah. Baznas PPU juga telah memanfaatkan teknologi dengan sangat baik dalam pengelolaan zakat.
Di akhir paparannya, Nadratuzzaman Hosen menegaskan komitmen Baznas Provinsi Kalimantan Timur untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan zakat dan mengentaskan kemiskinan.
"Baznas Kaltim akan terus berinovasi dan mengembangkan program-program yang berbasis teknologi untuk mencapai tujuan tersebut," demikian Nadratuzzaman.*