Samarinda (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas'ud menegaskan kewajiban umat Islam membayar zakat, infak, dan sedekah bukan sekadar menunaikan ibadah, melainkan juga wujud tanggung jawab sosial yang berperan penting dalam mengatasi kemiskinan ekstrem di daerah.
"Zakat bukan hanya kewajiban kita sebagai umat Islam, tetapi ini merupakan tanggung jawab sosial, pemberian sosial kepada seluruh masyarakat Kalimantan Timur," ujarnya pada kegiatan bertajuk "Kaltim Berzakat" digelar Baznas Kaltim di Samarinda, Senin.
Menurutnya, infak dan sedekah wujud kebesaran hati yang tidak akan membuat pelaku menjadi miskin.
Ia mengaku telah merasakan sendiri manfaat dari amalan tersebut.
"Saya tidak pernah kekurangan untuk kebutuhan lahir dan batin. Jadi zakat, infak, dan sedekah ini luar biasa manfaatnya," ujarnya.
Ia menekankan bahwa untuk dapat bersedekah, diperlukan kelapangan hati dan dada. Jika setiap orang menyadari manfaat sedekah, ia yakin semua akan berlomba-lomba melakukannya.
Rudy Mas'ud menilai zakat memiliki peran penting dalam membangun kesejahteraan masyarakat, mengurangi kesenjangan sosial, dan membantu mereka yang membutuhkan.
Ia menyoroti masih banyak pengangguran dan masyarakat yang hidup dalam kondisi fakir dan miskin.
Ia juga menyoroti kondisi warga binaan di lembaga pemasyarakatan (lapas) yang termasuk golongan fakir dan miskin karena tidak dapat bekerja.
Ia meminta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kaltim hadir dan menyantuni mereka.
Sebagai orang nomor satu di Kaltim, Rudy mengaku, memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan teladan kepada masyarakat, khususnya pengusaha dan aparatur sipil negara (ASN) di daerah dengan sebutan "Benua Etam" itu.
Ia menargetkan pengumpulan zakat tahun ini dapat meningkat hingga 10 kali lipat daripada tahun sebelumnya.
Baznas Kaltim mencatat peningkatan signifikan dalam pengumpulan zakat, infak, sedekah (ZIS), dan dana sosial keagamaan lainnya (DSKL) selama beberapa tahun terakhir. Namun, realisasi pengumpulan dana tersebut masih jauh dari potensi yang dimiliki.
Ketua Baznas Kaltim Ahmad Nabhan mengungkapkan pengumpulan dana ZIS dan DSKL oleh Baznas Kaltim terus menunjukkan tren positif.
Pada 2021, Baznas Kaltim berhasil mengumpulkan Rp6.840.869.915. Angka ini meningkat menjadi Rp8.796.789.366 pada 2022 dan melonjak tajam menjadi Rp14.443.093.225 pada 2023. Pada 2024 hingga saat ini, Baznas Kaltim telah mengumpulkan Rp16.693.006.601.
"Peningkatan ini menunjukkan kesadaran masyarakat Kaltim dalam menunaikan kewajiban zakat dan berbagi melalui infak dan sedekah semakin baik," ujar dia.
Namun, jika dijumlahkan dengan pengumpulan dari Baznas kabupaten/kota se-Kaltim dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) se-Kaltim, total pengumpulan dana ZIS dan DSKL mencapai sekitar Rp175 miliar. Angka ini masih kecil jika dibandingkan dengan potensi dana ZIS dan DSKL di Kaltim yang diperkirakan mencapai Rp6 triliun.