Samarinda (ANTARA) - Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim) menyebut strategi pengendalian inflasi di daerah ini mendapat pengakuan nasional, karena dari bulan ke bulan tingkat inflasi selalu terjaga dan selalu di bawah rata-rata nasional.
Hal ini dapat dilihat capaian inflasi Kaltim pada triwulan III/ 2025 tercatat 1,77 persen year on year (y-on-y). Sedangkan inflasi tahunan Kaltim pada 2025 diperkirakan tetap berada di bawah rentang sasaran nasional sebesar 2,5 ±1 persen.
"Capaian ini mencerminkan efektivitas sinergi kebijakan dan kolaborasi antara Bank Indonesia, pemda, dan mitra strategis dalam menjaga stabilitas harga dan memperkuat ketahanan ekonomi daerah," ujar Kepala BI Kaltim Budi Widihartanto di Samarinda, Rabu.
Pengakuan nasional tersebut, lanjut Budi, bahkan dibuktikan dengan pemberian penghargaan. Dalam hal ini, Kaltim berhasil meraih empat penghargaan sekaligus, yaitu Juara 1 kategori Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi berkinerja terbaik.
Kemudian Juara 1 TPID Kabupaten berprestasi yang diraih oleh Kabupaten Kutai Kartanegara, Juara 1 Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Provinsi terbaik, dan Juara 1 TP2DD Kota terbaik yang diraih oleh Kota Balikpapan.
Penghargaan tersebut diserahkan pada 28 November 2025, bersamaan dengan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Pusat bersama pihak terkait baik pemerintah maupun mitra strategis lain.
Ke depan, TPID Provinsi Kaltim akan terus bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam menjalankan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif).
Termasuk mendorong realisasi investasi sektor swasta maupun ventura agar terus tumbuh untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kaltim yang tinggi, berkelanjutan, dan untuk mewujudkan inflasi Kaltim yang rendah dan stabil.
"Inflasi Kaltim tahun 2026 juga diproyeksikan tetap terjaga di rentang 2,5±1 persen, berkat berbagai upaya penguatan sinergi pengendalian inflasi oleh TPID Kaltim dan kabupaten/kota di seluruh wilayah Kaltim," kata Budi.
Ia juga mengatakan, prospek perekonomian Kaltim 2026 tetap berada pada jalur yang positif, diprakirakan meningkat dalam kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen, seiring kenaikan kapasitas industri refinery minyak dan gas (migas), keberlanjutan pembangunan proyek strategis, serta menguatnya aktivitas investasi daerah.
