Samarinda (ANTARA) - Dari koridor Kantor Gubernur Kalimantan Timur nan sibuk, langkah kaki itu terdengar tegas dan teratur. Di sana berjalan seorang perempuan paruh baya yang kehadirannya seolah membawa aura kehangatan. Ia adalah Syarifah Alawiyah, atau yang akrab disapa Yuyun.
Saat ini, ia memegang kendali sebagai Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setdaprov Kalimantan Timur.
Namun, untuk memahami sosok kelahiran Samarinda, 8 Agustus 1971 ini, tidak bisa hanya melihatnya dari balik meja kerjanya hari ini. Mesti lah menengok ke belakang, menelusuri serangkaian aktivitas panjang yang telah ia lakukan selama 35 tahun. Sebuah perjalanan yang membuktikan bahwa kepemimpinan bukanlah hadiah, melainkan hasil dari disiplin aktivitas yang dilakukan tanpa henti.
Dari panggung kontes kecantikan hingga kabin pesawat militer yang bising, aktivitas hidup Yuyun adalah sebuah mozaik inspirasi tentang bagaimana seorang perempuan menempatkan diri, melayani, dan berserah diri.
Tahun 1989 adalah masa keemasan masa remaja Yuyun. Saat itu, ia adalah bintang yang bersinar terang di langit Samarinda. Masih duduk di bangku SMA, ia sudah memenangkan gelar bergengsi Dara Tepian, menyingkirkan para pesaing yang notabene adalah mahasiswa.
Ia juga ratu berbagai panggung lomba busana dan tari di Benua Etam. Pujian dan tepuk tangan adalah sarapannya setiap hari kala itu.
Inspirasi pertama datang dari apa yang ia lakukan dua tahun kemudian. Saat lulus SMA pada 1990 dan resmi menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada 1991, Yuyun melakukan sebuah aktivitas yang bagi sebagian orang mungkin dianggap "turun kasta".
Di awal karirnya, sang juara Dara Tepian ini tidak langsung duduk memerintah. Ia justru sering diminta untuk membawa baki dalam acara-acara resmi Pemerintah Provinsi.
"Membawa baki bukan sekadar berjalan. Itu adalah aktivitas melayani. Di sana, saya harus berdiri lama, tersenyum meski lelah, dan memastikan kebutuhan seremoni terpenuhi dengan sempurna," ucap Yuyun mengenang.
Aktivitas ini mengajarkan sebuah nilai mahal: Kerendahan Hati. Yuyun muda tidak membiarkan egonya sebagai "ratu kecantikan" menghalangi tugasnya sebagai abdi negara.
Ia mengajarkan bahwa tidak ada pekerjaan yang terlalu kecil untuk dilakukan. Justru dari aktivitas-aktivitas kecil dan teknis inilah, ia belajar detail tentang dunia keprotokolan yang kelak ia pimpin.
Belajar tak kenal usia
Seiring berjalannya waktu, bakat bicaranya mulai terlihat. Ia bertransformasi menjadi Master of Ceremony (MC) andalan. Suaranya pernah menggema menyambut kedatangan para Presiden Republik Indonesia di Tanah Borneo, termasuk di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Banyak orang yang ketika sudah berada di posisi "top", merasa cukup dengan kemampuan alamiahnya. Tapi tidak dengan Yuyun. Ia justru melakukan aktivitas yang jarang dilakukan oleh orang yang sudah merasa nyaman: ia kembali menjadi murid.
Di tengah kesibukannya, ia mendaftarkan diri menjadi peserta pelatihan di John Robert Power dan pelatihan presenter di TVRI Pusat. Di sana, ia kembali belajar dari nol tentang tata krama, intonasi, dan bahasa tubuh. Ia bahkan tercatat sebagai peserta terbaik.
Aktivitas belajar yang tak henti ini adalah cermin dari mentalitas bertumbuh (growth mindset). Ia memberi teladan bahwa bakat hanyalah pintu masuk, tetapi kompetensi yang diasah melalui pendidikan dan pelatihan adalah kunci untuk bertahan dalam jangka panjang. Baginya, gelas ilmu tidak boleh pernah penuh.
Lanjut, jika ada yang mengira pekerjaan protokol hanya berkutat di ruang ber-AC yang wangi, maka rekam jejak aktivitas fisik Yuyun akan mematahkan anggapan itu.
Karirnya melesat melalui berbagai jabatan, mulai dari Kasubag TU Biro Humas, Kasubag TU Biro Umum, hingga Kabag Kerjasama Eksternal. Namun, saat ia menjabat sebagai Kabag Protokol, ketangguhan fisiknya benar-benar diuji. Saat itu, wilayah Kalimantan Timur masih sangat luas, mencakup apa yang kini menjadi Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Aktivitas dinas Yuyun adalah sebuah petualangan. Ia harus menyiapkan pelantikan bupati dan wali kota di wilayah-wilayah sulit seperti Nunukan, Malinau, Bulungan, dan Tarakan. Transportasi komersial saat itu belum senyaman sekarang.
Yuyun terbiasa melakukan aktivitas menaiki pesawat Hercules milik TNI AU. Di dalam perut burung besi militer yang bising, panas, dan minim fasilitas duduk yang nyaman itu, ia harus tetap menjaga stamina.
"Belum lagi aktivitas menembus pedalaman menggunakan helikopter, atau membelah ombak sungai dan laut menggunakan speed boat berjam-jam lamanya," kata Yuyun.
Dalam setiap guncangan ombak dan deru mesin pesawat, Yuyun menempa mental bajanya. Ia tidak mengeluh. Ia tetap tampil prima, rapi, dan tersenyum saat mendarat. Aktivitas menembus batas geografis ini mengajarkan tentang totalitas. Bahwa melayani masyarakat berarti siap hadir di mana saja, dalam kondisi apa saja, tanpa menjadikan kenyamanan pribadi sebagai syarat.
Ketika karirnya mencapai puncak sebagai pejabat tinggi—terlebih setelah ia memenangkan lelang jabatan (open bidding) menjadi Kepala Biro Adpim definitif pada 2022—Yuyun tidak membangun menara gading. Ia justru sibuk membangun jembatan bagi generasi penerus.
Salah satu aktivitas inspiratifnya di luar jam kantor adalah mengajar. Sejak tahun 2012, ia mendedikasikan diri sebagai Dosen Luar Biasa di Program S1 Pemerintahan Integratif (PIN) Universitas Mulawarman. Mata kuliah yang ia ampu adalah Keprotokolan.
Di ruang kelas, ia tidak hanya mentransfer teori. Ia membagikan pengalaman hidupnya. Ia menceritakan bagaimana menangani tamu VVIP, bagaimana bersikap diplomatik saat merangkap sebagai protokol Ibu Kota Nusantara (IKN) sebelum adanya Otorita, dan bagaimana menjaga wibawa pemerintah di mata tamu internasional.
Tak hanya mahasiswa, ia juga aktif melatih anggota DPRD Paser hingga istri-istri kepala daerah. Aktivitas ini menunjukkan bahwa Yuyun adalah pemimpin yang tidak takut tersaingi.
Ia justru bangga melihat banyak mahasiswanya kini menjadi protokol handal di berbagai daerah. Ia mengajarkan bahwa warisan (legacy) terbaik seorang pemimpin adalah lahirnya pemimpin-pemimpin baru.

Aktivitas langit: Tirakat
Di balik deretan aktivitas fisik dan intelektual tersebut, ada satu jenis aktivitas yang menjadi pondasi utama kehidupan Syarifah Alawiyah. Aktivitas ini tidak terlihat oleh kamera wartawan, tidak tercatat dalam SK jabatan, namun dampaknya sangat dahsyat bagi ketenangan jiwanya. Itu adalah aktivitas spiritual.
Yuyun adalah sosok yang sangat percaya pada kekuatan "langit". Ia memiliki rutinitas spiritual yang ia jaga ketat. Membaca Ratib Al-Haddad, menjaga Shalat Dhuha di tengah kesibukan kantor, dan rutin membaca Al-Qur'an setiap hari adalah harga mati baginya.
Ia juga menempatkan aktivitas merawat orang tua sebagai prioritas tertinggi. Bagi Yuyun, senyum dan doa orang tua adalah bahan bakar yang melancarkan karirnya dari staf biasa hingga menjadi Kepala Biro.
Namun, ada satu aktivitas hati yang paling sulit ditiru dan sangat menginspirasi: Mendoakan orang yang membencinya.
Dalam dinamika karir selama 35 tahun, tentu ada gesekan, persaingan, bahkan perlakuan jahat dari orang lain. Alih-alih membalas dengan amarah atau intrik, Yuyun memilih jalan sunyi. Ia melakukan aktivitas memaafkan dan mendoakan kebaikan bagi mereka yang berbuat jahat kepadanya.
"Aku percaya penuh pada janji Tuhan, bahwa kebaikan dan keikhlasan akan selalu kembali kepada pemiliknya dalam bentuk yang lebih indah," ungkap Yuyun.
Syarifah Alawiyah adalah bukti hidup bahwa seorang perempuan bisa menjadi "paket lengkap". Ia memadukan kecantikan dan kecerdasan, ketegasan dan kelembutan, serta ambisi karir dan kepasrahan spiritual.
Dari aktivitasnya, pelajarannya bahwa sukses bukanlah kebetulan. Sukses adalah akumulasi dari kerelaan membawa baki saat muda, keberanian menaiki Hercules saat bertugas, ketekunan belajar di usia matang, dan keikhlasan bersujud di sepertiga malam.
Hari ini, ketika melihat Yuyun memimpin rapat atau mengatur agenda pimpinan daerah di Kalimantan Timur, maka itu tidak sedang melihat seorang pejabat yang sekadar beruntung. Ada suguhan hasil dari ribuan aktivitas positif yang ditenun dengan sabar selama puluhan tahun. Dan dari sanalah, inspirasi itu mengalir deras bagi siapa saja yang ingin mengikuti jejaknya.
