Samarinda (ANTARA) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangol) Kota Samarinda melakukan koordinasi dengan jajaran TNI, Polri, dan intelijen serta Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) untuk memperkuat kewaspadaan dini dalam menangkal munculnya kembali kelompok radikal saat perayaan Natal berlangsung.
“Belajar dari pengalaman sebelumnya pada tahun 2016 lalu, adanya peristiwa pengeboman gereja di Samarinda Seberang, maka sejak dini setiap akhir tahun kami melakukan penguatan koordinasi sebagai bentuk kewaspadaan dini menangkal tindakan radikal dari kelompok tertentu,” ujar Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional Kesbangpol Samarinda Miftahurrizqa di Samarinda, Rabu.
Ia menyebutkan, sesuai rapat dengan Asisten I Bidang Pemerintahan, Kesbangpol mendapat tugas melakukan koordinasi ke jajaran Polri , TNI, dan intelijen dalam memetakan daerah rawan radikalisme dan terorisme.
Apalagi katanya masih ada potensi radikalisme karena kemarin pelaku yang merupakan otak dari pengeboman gereja di Samarinda Seberang saat ini sudah bebas dari penjara dan sekarang bermukim di Samarinda Seberang.
“Kami bersama aparat keamanan juga memantau pergerakannya jangan sampai memberikan pengaruh paham radikal ke masyarakat di sekitar,” kata Miftah.
Selain itu katanya, pihaknya juga memantau ke pedagang di pasar-pasar dan di pinggir jalan dalam operasi pencegahan terhadap penjualan kembang api. Minimal euforia perayaan Tahun Baru dengan membakar kembang api bisa dikurangi atau kalau bisa tidak ada lagi.
“Perayaan Tahun Baru yang berlebihan dengan membakar kembang api kami upayakan untuk ditiadakan karena pernah menyebabkan terjadinya kebakaran rumah warga,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam rangka kewaspadaan dini terhadap perayaan Natal dan Tahun Baru, Maka Kesbangpol Samarinda akan membuat surat edaran yang isinya agar masyarakat menjaga kondusifitas selama perayaan Natal dan Tahun Baru berlangsung.
“Kepada Ormas untuk ikut serta berperan aktif dalam menjaga keamanan dan kepada maysarakat untuk turut menjaga ketertiban di ruang publik, seperti membakar kembang api, ugal-ugalan dalam berkendara, dan kegiatan radikal lainnya,” ucap Miftahurrizqa.