Samarinda (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) HM Yadi Robyan Noor menyebutkan operasi pasar minyak goreng harga Rp14.000 per liter di Kaltim sudah terealisasi 18.000 liter.
"Pada hari ini melalui operasi pasar akan disalurkan lagi sebanyak 3.000 liter kepada 1.500 KK yang berdomisili di Kelurahan Air Putih dan Kelurahan Air Hitam, tahap selanjutnya akan disalurkan di 10 kecamatan, 59 kelurahan," kata Roby pada pelaksanaan operasi Pasar minyak goreng di Samarinda, Kamis.
Roby menjelaskan, produsen atau perusahaan menunjukkan komitmen kepedulian membantu pemerintah dalam penyaluran minyak goreng di Kaltim adalah PT. Kutai Refinery Nusantara (Apical Group) dengan total kuota 80.000 liter minyak goreng.
"Berdasarkan hasil koordinasi dengan stakeholders dan management PT. KRN, 80.000 liter itu akan disalurkan melalui operasi pasar di tiga wilayah, yaitu Balikpapan sebanyak 20.000 liter, Samarinda 40.000 liter dan Kutai Kartanegara 20.000 liter," bebernya.
Ia berharap kebijakan pemerintah memberlakukan minyak goreng satu harga Rp14.000 per liter mulai 19 Januari 2022, dapat meringankan pelaku usaha khususnya UKM yang menggunakan banyak minyak goreng.
"Semoga warga tidak resah lagi dengan harga minyak goreng Rp14.000 per liter," katanya.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Pemerintahan dan Kesra Setprov Kalimantan Timur Deni Sutrisno mengatakan kenaikan harga minyak goreng dan sejumlah komoditas lainnya seperti telur bisa memicu kenaikan inflasi.
"Tiga bulan belakangan minyak goreng di Kaltim, khususnya di Samarinda melonjak tinggi sehingga mengganggu daya beli masyarakat dan berkontribusi besar terhadap inflasi, karena itu operasi pasar dilakukan untuk menjaga kelangkaan dan stabilitas minyak goreng," kata Deni.
Kebijakan pemerintah menetapkan satu harga tersebut untuk membantu meringankan masyarakat maupun pedagang kecil yang membutuhkan minyak goreng dengan harga relatif murah.
"Namun setiap pembelian tidak boleh dalam jumlah banyak atau dibatasi agar penyebaran merata," tegasnya.
Apalagi dalam beberapa bulan kedepan akan memasuki hari-hari besar keagamaan seperti Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Menjelang hari besar tersebut pasokan sembako biasanya mulai langka dan harganya juga semakin meningkat.
"Karena itu tugas pemerintah menjaga stabilitas harga dan menjaga daya beli masyarakat," katanya.