Samarinda (Antaranews Kaltim) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Rini Retno Sukesih menjelaskan bahwa kasus stunting (anak tumbuh kerdil akibat kurang gizi) terjadi bukan hanya karena faktor kemiskinan, namun bisa juga karena anak cacingan.
"Warga dengan kemampuan di atas rata-rata dan tercukupi makanan bergizi pun, jika ia cacingan, maka gizi yang dikonsumsi tidak sepenuhnya bisa diserap oleh tubuh sehingga dapat berakibat anak menjadi stunting," ujar Rini, di Samarinda, Sabtu.
Beberapa kasus stunting yang berhasil diidentifikasi, lanjut Rini, terjadi karena salah pola asuh dari orang tua, sehingga anak yang banyak mengkonsumsi vitamin dan gizi pun, ketika ia cacingan, maka asupan gizi seharusnya dapat terserap oleh tubuh, menjadi tidak optimal.
Ia menuturkan bahwa kondisi ini yang harus dipahami oleh orang tua, sehingga mereka harus mendapatkan obat cacing, mengkonsumsi makanan cukup serat, cukup gizi, vitamin dan kebutuhan lain untuk pertumbuhan anak.
Dua hari sebelumnya, Kamis (22/3), saat menjadi narasumber dalam acara Kiprah Desa di aula kantor camat Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Rini menuturkan terkait dengan stunting yang bisa diakibatkan anak cacingan, pihaknya akan memberikan obat cacing dua kali dalam setahun.
Obat cacing secara gratis dua kali setahun itu akan diberikan bagi masyarakat se-Kecamatan Babulu, karena kecamatan ini termasuk dalam program intervensi nasional seiring telah ditetapkan PPU sebagai lokasi khusus (lokus) penanganan kasus stunting.
"Lokus intervensi kasus stunting ini merupakan program titipan terkait pemberian obat cacing bagi masyarakat melalui puskesmas se-Kecamatan Babulu," ujarnya pula.
Menurutnya, program pemberian obat cacing gratis sebenarnya sudah dilakukan setiap tahun di seluruh puskesmas, namun karena Babulu menjadi lokus pemberian obat cacing yang biasanya hanya satu kali dalam setahun, maka kini diberikan dua kali setahun.
Pemberian obat cacing akan dimulai pada April pada tujuh puskesmas se-Kecamatan Babulu, sehingga dengan terhindar anak dari cacingan, maka sistem pencernaan bisa optimal dan mampu menyerap setiap gizi di tubuh untuk meningkatkan pertumbuhan fisik, mental, dan kecerdasan.
Terkait dana desa yang juga diarahkan membantu intervensi kasus stunting, ia menyambut positif dan berharap lebih fokus pada program pencegahan, karena untuk pengobatan dan penanganannya menjadi kewenangan pemerintah pusat dan Dinas Kesehatan.
Rini berharap semua pihak bisa bekerjasama dalam menangani stunting, bukan sekadar menanggulangi penyakit yang sudah muncul, tapi pencegahan harus menjadi perhatian serius dengan cara sinergi yang kuat antara instansi dan lembaga terkait. (*)
Baca juga: Dinkes Penajam temukan 58 kasus anak "stunting"
Baca juga: 10 desa di Penajam dintervensi turunkan kasus stunting
Baca juga: DPMPD ajak Kades Penajam cegah "stunting"
Dinkes: kasus stunting bukan hanya karena faktor kemiskinan
Sabtu, 24 Maret 2018 21:00 WIB