Samarinda (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) berupaya menekan angka kematian bayi melalui optimalisasi Pelayanan Kesehatan Gratis (PKG) sebagai program unggulan pemerintah provinsi dan Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari pemerintah pusat.
"Salah satu fokus utama dalam PKG adalah pelayanan khusus bagi ibu hamil dan anak-anak," kata Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin di Samarinda, Kamis.
Program Pelayanan Kesehatan Gratis yang dimaksud mencakup pemeriksaan kehamilan rutin setiap bulan, pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil, serta imunisasi lengkap bagi bayi dan balita.
"Pelayanan Kesehatan Gratis ini diberikan secara komprehensif, mulai dari pemantauan kesehatan ibu hamil hingga pemberian vaksinasi pada anak-anak. Tujuannya untuk memastikan tumbuh kembang anak berjalan optimal sejak dalam kandungan," ujar Jaya.
Pihaknya menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam memanfaatkan program-program kesehatan yang telah disediakan pemerintah provinsi.
Menurutnya, kesadaran masyarakat untuk rutin memeriksakan kesehatan, baik melalui program CKG maupun PKG, berdampak positif pada upaya pencegahan berbagai penyakit dan deteksi dini potensi masalah kesehatan.
"Ini adalah investasi penting untuk kesehatan diri sendiri, keluarga dan masa depan daerah kita," kata Jaya.
Data Dinkes Kaltim per Mei 2025, menunjukkan sebaran angka kematian bayi (usia 0-12 bulan) di berbagai wilayah sebanyak 164 kasus. Kabupaten Kutai Kartanegara mencatat angka kematian bayi tertinggi dengan 39 kasus, disusul Balikpapan 26 kasus, Berau 20 kasus, dan Paser 20 kasus.
Untuk kematian neonatal (usia 0-28 hari) di Kaltim mencapai 131 jiwa. Sebaran kematian neonatal tertinggi berada di Kutai Kartanegara 29 kasus, Berau 19 kasus, dan Balikpapan 17 kasus.
Dinkes Kaltim juga mencatat adanya delapan kasus kematian balita (usia 1-5 tahun) dengan sebaran tertinggi di Kutai Kartanegara sebanyak empat kasus dan Kutai Barat sejumlah tiga kasus.
Dinkes Kaltim menyatakan dugaan penyebab kematian neonatal. Mayoritas kasus disebabkan oleh gangguan pernapasan dan kardiovaskular. Penyebab lainnya meliputi berat badan lahir rendah dan prematuritas. Kemudian, infeksi, kelainan bawaan, deformasi, kelainan kromosom, trauma saat lahir, dan kondisi neonatal lainnya.