Samarinda (ANTARA) - Tingkat kesejahteraan petani di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) selama tahun 2024 secara umum mengalami peningkatan, dibuktikan dengan Nilai Tukar Petani (NTP) yang terus naik sepanjang tahun, yakni dari NTP 131,68 pada Januari menjadi 145,35 pada Desember.
"NTP Kaltim secara umum sejak Januari hingga Desember 2024 menanjak, hanya ada dua kali yang turun, yakni pada Mei dan Juni, itu pun turun tipis, namun kemudian didongkrak oleh kenaikan tajam pada Juli dan bulan-bulan berikutnya," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Rabu.
Kenaikan NTP ini tentu membuat peteni setempat bergairah, sehingga mereka lebih semangat dalam mengelola lahan mereka, baik untuk tanaman perkebunan, hortikultura, hingga perikanan.
Ia merinci NTP per bulan sepanjang 2024, yakni pada Januari sebesar 131,68, naik ketimbang Desember 2023 yang tercatat 130,67, pada Februari naik menjadi 133,8, Maret terjadi kenaikan tinggi menjadi 137,21, April kembali naik menjadi 137,77.
Kemudian pada Mei turun tipis menjadi 136,10 dan pada Juni turun lagi menjadi 135,56. Meski dalam dua bulan ini terjadi penurunan, namun NTP dalam dua bulan tersebut masih jauh lebih tinggi ketimbang Januari dan Februari.
Selanjutnya NTP Kaltim pada Juli kembali naik menjadi 137,86, Agustus naik lagi menjadi 138,91, September kembali naik menjadi 139,13, Oktober naik tipis menjadi 139,16, November naik lagi ke 142,59, dan pada Desember naik drastis menjadi 145,35.
Ia menjelaskan, khusus untuk kenaikan NTP pada November ke Desember, kenaikan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 2,35 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) hanya naik sebesar 0,41 persen.
Sedangkan rincian NTP pada Desember 2024 di masing-masing subsektor adalah Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 99,40, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) sebesar 111,24.
Kemudian Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 208,28, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) sebesar 104,15, dan Nilai Tukar Nelayan serta Pembudidaya Ikan (NTNP) sebesar 99,93.
"Pada Desember 2024 terdapat tiga subsektor yang mengalami kenaikan NTP, yaitu subsektor hortikultura sebesar 2,06 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 3,26 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,74 persen," katanya.
Sebaliknya, terdapat dua subsektor yang mengalami penurunan, yaitu subsektor tanaman pangan minus 0,81 persen dan subsektor perikanan minus 0,39 persen.
"Segaris dengan NTP, maka untuk Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Desember 2024 pun naik, yakni meningkat 150,80 atau naik 2,36 persen jika dibandingkan dengan NTUP pada November yang tercatat 147,32," kata Yusniar.