Balikpapan (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas IA atau Basarnas Balikpapan turut melibatkan Balai Karantina dan Kesehatan (BKK) Kelas I Balikpapan untuk melakukan evakuasi kru kapal asing yang sakit di perairan Kalimantan Timur (Kaltim).
"Kami melibatkan BKK bukan tanpa sebab, mengingat kapal itu dari luar Indonesia dan saat ini tengah ada wabah baru yakni Human metapneumovirus (HMV)," kata Kepala Basarnas Balikpapan, Dody Setiawan di Pelabuhan Semayang, Kota Balikpapan, Selasa (7/1).
Ia ingin memastikan kondisi kesehatan pasien yang hendak dievakuasi sejak di atas kapal sebagai langkah deteksi dini pencegahan wabah tersebut mengingat kapal itu dari Luar Negeri.
"Kami ingin memastikan apakah kondisinya sama seperti pada laporan awal, dan rupanya hasilnya sama atau telah sesuai dengan data awal maka bisa segera dievakuasi ke darat," ujar Dody.
Dikemukakannya pada laporan awal tersebut pihaknya menerima informasi adanya kru kapal jenis tongkang yang berlabuh dari Korea Selatan menuju Australia melalui perairan Berau sedang sakit stroke.
"Laporan itu kami terima langsung dari perusahaan kapal tersebut Senin sore," katanya.
Setelah menerima laporan tersebut, pihaknya melakukan koordinasi untuk menentukan titik koordinat rendezvous poin atau titik temu untuk penjemputan.
"Jadi kita sepakati penjemputan pasien di tengah laut," ucapnya.
Lanjutnya, titik koordinat telah ditentukan, Basarnas Balikpapan menggunakan kapal cepat KN SAR Wisanggeni langsung menuju titik penjemputan .
"Kapal KN SAR Wisanggeni bertolak dari Pelabuhan Somber Balikpapan Utara sekitar pukul 07.00 WITA, dan tiba di lokasi penjemputan pukul 09.01 WITA," jelasnya.
Dody menjelaskan pasien yang dievakuasi itu berdasarkan pasport yang ia terima dari pihak perusahaan merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) asal Sumatera. Jenis kelamin laki-laki dan berusia 53 tahun.
Sekadar diketahui kapal KN SAR Wisanggeni tiba di Balikpapan melalui Pelabuhan Semayang sekitar pukul 11.30 WITA. Di atas kapal selain Basarnas dan BKK juga terlibat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan.
Pasien selanjutnya dirujuk ke Rumah Sakit Siloam Balikpapan sebagai rumah sakit rujukan dari perusahaan.