PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) fasilitasi tujuh usaha binaan bertemu buyer potensial dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 guna mendorong pengembangan potensi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk merambah pasar internasional.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo melalui keterangan tertulis yang diterima ANTARA Kaltim di Samarinda, Jumat, mengatakan Pupuk Kaltim memiliki fokus dalam mendorong UKM naik kelas dan berdaya saing global, sebagai upaya mengembangkan potensi ekonomi lokal sekaligus pemberdayaan masyarakat secara optimal.
"Melalui pembinaan dan pendampingan yang dilakukan, berbagai usaha binaan Pupuk Kaltim kini berhasil menumbuhkan iklim usaha dengan potensi pasar yang signifikan," ucapnya.
Keikutsertaan pada ajang yang diinisiasi Kementerian Perdagangan tersebut, sebagai upaya untuk memperluas jangkauan pasar sekaligus mengenalkan lebih jauh produk yang dihasilkan mitra binaan kepada konsumen.
"Hal ini terus kami dorong agar produk lokal makin dikenal dan memiliki peluang untuk lebih berkembang seiring potensi pasar yang semakin terbuka," ujar Soesilo.
Melalui TEI 2024, jangkauan pasar usaha binaan diharap makin disasar lebih optimal untuk memperkuat eksistensi di pasar global. Mengingat ajang ini merupakan pameran perdagangan berskala internasional, yang mempertemukan berbagai pelaku bisnis dengan para buyer, importir dan investor mancanegara.
Dimana tujuh usaha yang difasilitasi merupakan anggota Koperasi Bina Sukses Bontang, yang sengaja dibina Pupuk Kaltim agar berorientasi ekspor, sebagai bagian dari strategi memperluas jangkauan pasar produk lokal.
Terdiri dari cluster herbal sebanyak dua usaha, cluster olahan hasil laut satu usaha dan cluster makanan empat usaha. Seluruh produk tersebut pun telah mendapatkan izin edar hingga BPOM untuk jaminan kelayakan yang turut difasilitasi Pupuk Kaltim.
Hal ini dipandang perlu, agar mitra binaan tak hanya mampu menghasilkan produk berkualitas dan sesuai standar produksi, tapi juga tata kelola usaha yang lebih profesional untuk memberi jaminan kepada konsumen.
"Dengan modal tersebut, pelaku usaha lokal dapat menebus pasar ekspor sehingga kemandirian dan pertumbuhan ekonomi dari sektor UKM semakin berkontribusi dalam pembangunan mulai daerah hingga nasional," lanjut Soesilo.
Sebelumnya, Pupuk Kaltim juga memberikan pembekalan bagi pelaku usaha binaan untuk penjajakan ekspor bersama Kementerian Koperasi dan UKM.
Upaya tersebut menjadi bagian dari pendampingan Perusahaan terhadap penguatan kapasitas pelaku usaha, mengingat hal ini menjadi salah satu tantangan dalam memaksimalkan peluang pasar ekspor dari produk lokal yang dihasilkan.
Langkah ini pun menjadi sarana efektif untuk mencapai realisasi target tersebut, sehingga pelaku usaha lokal memiliki pemahaman mendalam terkait langkah ekspor yang harus dipenuhi dalam menyasar pangsa pasar global.
"Begitu juga dengan TEI, dimana para buyer potensial dari berbagai negara pun menyatakan ketertarikan dengan produk usaha binaan Pupuk Kaltim. Ini menjadi awal baik agar produk lokal kita bisa menjangkau pasar global dengan lebih luas," terang Soesilo.
Dirinya pun menyebut Pupuk Kaltim akan terus meningkatkan peran dalam mendorong produk lokal berdaya saing global, sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan sektor usaha yang makin optimal makin mendorong terwujudnya kemandirian di berbagai bidang.
Selain pembinaan dan penguatan kapasitas pelaku usaha, pemanfaatan peluang pasar melalui kegiatan expo dan promosi lainnya akan semakin digencarkan agar usaha binaan makin dikenal serta mampu menarik minat konsumen hingga mancanegara.
"Kami optimis, produk usaha binaan Pupuk Kaltim mampu bersaing di pasar global, melihat potensi dan kapasitas usaha yang dimiliki. Sehingga kesempatan untuk mengenalkan produk mereka melalui kegiatan seperti ini, akan terus difasilitasi Perusahaan untuk membuka lebih banyak peluang ekspor kedepannya," tambah Soesilo.
Trade Expo Indonesia diinisiasi Kementerian Perdagangan, dengan fokus perdagangan ekspor untuk meningkatkan citra produk Indonesia yang lebih inovatif dan spesifik melalui tiga zona. Di antaranya food, beverage and agriculture, lalu sektor manufaktur dan ketiga living fesyen and services.
Tahun ini sebanyak 1.460 peserta pameran (exhibitor) berpartisipasi dalam pameran produk berorientasi ekspor tersebut, serta mampu mencatatkan transaksi sebesar USD 22,73 miliar. Total tersebut melihat jumlah pengunjung mencapai 41.488 orang dari 140 negara, serta buyer mancanegara sebanyak 8.042 buyer.