Samarinda (ANTARA) - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 257.212 ton untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo melalui keterangan tertulis yang diterima ANTARA Kaltim di Samarinda, Kamis, menyatakan bahwa stok pupuk bersubsidi ini terdiri dari 215.430 ton Urea, 21.834 ton NPK Phonska, dan 19.948 ton NPK Kakao.
"Pupuk Kaltim optimistis dapat memenuhi kebutuhan pupuk petani selama tahun 2025 ini,” ujar Soesilo.
Sebagai salah satu produsen pupuk Urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, Pupuk Kaltim terus memastikan ketersediaan pupuk berkualitas bagi para petani Indonesia, terutama wilayah yang menjadi tanggung jawab Pupuk Kaltim.
Stok pupuk bersubsidi ini akan disalurkan ke wilayah tanggung jawab distribusi Pupuk Kaltim, meliputi Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Sementara itu, untuk NPK Formula Khusus, Pupuk Kaltim bertanggung jawab atas penyaluran di seluruh wilayah Indonesia.
Soesilo menjelaskan bahwa Pupuk Kaltim mendapat penugasan untuk memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi sebanyak 1.139.021 ton Urea, 370.742 ton NPK Phonska, dan 147.798 ton NPK Kakao. Penugasan ini merupakan bagian dari total alokasi pupuk subsidi nasional sebesar 9,55 juta ton.
Hingga 16 Maret 2025, Pupuk Kaltim telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 222.040 ton, terdiri dari 155.068 ton pupuk Urea (14 persen dari alokasi), 56.250 ton pupuk NPK Phonska (15 persen dari alokasi), serta 10.722 ton pupuk NPK Formula Khusus (tujuh persen dari alokasi).
Dengan capaian realisasi awal tahun ini, Pupuk Kaltim optimis dapat mencapai target produksi sepanjang 2025 sebesar 6.425.000 ton.
“Dengan kapasitas produksi sebesar 3.430.000 ton per tahun untuk Urea dan 300.000 ton per tahun untuk NPK, Pupuk Kaltim optimistis mampu memenuhi kebutuhan pupuk petani baik subsidi maupun nonsubsidi,” kata Soesilo.
Selain fokus pada pengadaan pupuk, Pupuk Kaltim juga mendorong kemandirian industri petrokimia nasional melalui program hilirisasi. Salah satu langkahnya adalah pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia yang berlokasi di kawasan industri PT Kaltim Industrial Estate, Bontang, Kalimantan Timur.
Pabrik soda ash ini memiliki kapasitas produksi hingga 300.000 metrik ton per tahun dan diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor soda ash. Soda ash merupakan bahan baku penting untuk produksi kaca, tekstil, dan komoditas lainnya.

Selain soda ash, pabrik ini juga akan menghasilkan produk sampingan amonium klorida hingga 300.000 metrik ton per tahun, yang dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk. Pabrik ini juga mendukung ekonomi sirkular dengan menyerap 170.000 ton karbon dioksida (CO2) per tahun sebagai bahan baku soda ash.
Pabrik yang ditargetkan beroperasi pada akhir 2027 ini, diharapkan dapat menyerap lebih dari 800 tenaga kerja, termasuk tenaga kerja lokal.
“Pupuk Kaltim berkomitmen berperan aktif dalam peningkatan produktivitas pertanian dan mendorong industri petrokimia dalam negeri. Melalui inovasi dan penerapan teknologi, kami berharap dapat berkontribusi nyata untuk program-program prioritas pemerintah,” tutup Soesilo.
Pupuk Kaltim merupakan salah satu anggota PT Pupuk Indonesia (Persero) dan produsen pupuk urea terbesar di Asia Tenggara. Perusahaan ini memiliki visi untuk menjadi perusahaan di bidang industri pupuk, kimia, dan agribisnis kelas dunia yang tumbuh dan berkelanjutan.
Saat ini, Pupuk Kaltim mengoperasikan 13 pabrik, terdiri dari lima pabrik amonia dengan kapasitas 2,74 juta ton per tahun, 5 pabrik urea dengan kapasitas 3,43 juta ton per tahun, dan 3 pabrik NPK dengan kapasitas 300 ribu ton per tahun.
Kinerja Pupuk Kaltim telah mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak. Pada akhir 2022, Pupuk Kaltim berhasil mempertahankan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) Nasional Peringkat Emas untuk keenam kalinya.
Selain itu, pada pertengahan 2023, Pupuk Kaltim meraih peringkat pertama dunia sektor agrokimia dalam penilaian ESG Risk Rating Sustainalytics.