Samarinda (ANTARA) - Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Wamen UMKM) Helvi Yuni Moraza telah melepas produk UMKM dengan label 'Abon Jaya Mandiri' binaan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) ke pasar ekspor dengan pengiriman perdana 400 bungkus abon tuna ke Filipina.
Plt VP TJSL Pupuk Kaltim Anggono Wijaya melalui keterangan yang diterima ANTARA Kaltim di Samarinda, Minggu, menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendorong pemberdayaan potensi sumber daya lokal, sekaligus mendukung pengembangan UMKM agar naik kelas dan berorientasi ekspor.
Abon Jaya Mandiri, sebagai mitra binaan Pupuk Kaltim, telah melalui serangkaian pembinaan dan pendampingan yang berkesinambungan, sehingga mampu menghasilkan produk dengan kualitas terjamin.
Wamen UMKM Helvi Yuni yang juga didampingi didampingi Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad melepas ekspor produk lokal Bontang tersebut dikirim bersamaan dengan 22.000 produk UMKM Indonesia lainnya di Jakarta pada Kamis (20/2).
"Usaha yang berfokus pada produksi abon olahan hasil laut ini juga bagian dari Koperasi Bina Sukses Bontang (BSB), yang beranggotakan UMKM binaan Pupuk Kaltim. Koperasi ini sengaja dibentuk untuk menaungi pelaku usaha agar berorientasi ekspor," jelas Anggono.
Melalui Koperasi BSB, Pupuk Kaltim secara bertahap meningkatkan kualitas dan kapasitas pembinaan pelaku usaha melalui berbagai pendampingan intensif. Hal ini dilakukan karena UMKM yang tergabung dalam koperasi telah dinyatakan layak berdasarkan hasil kurasi produk sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

Menurut Anggono, keberhasilan Abon Jaya Mandiri adalah bagian dari strategi jangka panjang Pupuk Kaltim dalam mendorong UMKM lokal agar memiliki daya saing di pasar global.
Pengembangan kapasitas pelaku usaha dimulai dari penguatan manajerial dan kapasitas produksi, pengemasan produk yang sesuai standar, hingga pengurusan dokumen ekspor.
Semuanya dilakukan secara bertahap dan terarah, sehingga abon tuna yang diolah dengan cita rasa khas Indonesia ini berhasil menarik perhatian pembeli dari Filipina.
“Pupuk Kaltim tidak hanya ingin UMKM bertahan di pasar lokal, tetapi juga mampu bersaing di level nasional dan internasional. Ekspor Abon Jaya Mandiri menjadi bukti nyata bahwa dengan pendampingan yang tepat, UMKM lokal bisa naik kelas dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi,” tutur Anggono.
Ekspor perdana Abon Jaya Mandiri juga merupakan hasil penjajakan pasar ekspor yang rutin difasilitasi oleh Pupuk Kaltim bagi UMKM binaan. Salah satunya adalah Bootcamp and Business Matching yang digelar oleh Kemenkop UKM pada September 2024.
Kegiatan itu mempertemukan puluhan pelaku UMKM dengan calon pembeli potensial dari berbagai negara, seperti Saudi Arabia, Singapura, Malaysia, Thailand, Jerman, Afrika Selatan, dan Filipina. Pada kesempatan itu, Abon Jaya Mandiri dan tiga usaha binaan Pupuk Kaltim lainnya berkesempatan melakukan penjajakan bersama seluruh pembeli.
"Dan akhirnya Abon Jaya Mandiri mampu menarik minat pembeli Filipina melalui ekspor perdana ini. Target kami, tahun depan harus ada lagi UMKM binaan Pupuk Kaltim yang bisa mengekspor produknya," tambah Anggono.
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo, menyampaikan rasa bangga dan apresiasi atas ekspor perdana Abon Jaya Mandiri. Ia berharap keberhasilan ini dapat menjadi pemicu semangat bagi UMKM lokal Bontang lainnya untuk mengikuti jejak serupa dan memperluas peluang di pasar ekspor.
"Ekspor Abon Jaya Mandiri kami harap menjadi inspirasi bagi UMKM binaan Pupuk Kaltim lainnya, agar semakin banyak produk lokal yang mampu menembus pasar ekspor," ucap Soesilo.
Pupuk Kaltim berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan UMKM melalui berbagai program pelatihan, pendampingan, serta fasilitasi dalam perluasan pasar. Langkah ini sejalan dengan visi perusahaan dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta menciptakan ekosistem usaha yang berkelanjutan.
“Ini menjadi momentum bagi Pupuk Kaltim untuk terus mendukung pengembangan UMKM lokal yang lebih berdaya saing, dengan memaksimalkan pendampingan hingga penjajakan peluang untuk memperluas pemasaran produk binaan,” kata Soesilo.
Wamen UMKM, Helvi Yuni Moraza, menyampaikan bahwa ekspor UMKM ini merupakan hasil aktualisasi program Capacity Building tahun 2024, melalui platform KAMPUS UKM dengan pendekatan ekosistem dan rantai pasok global. Produk yang diekspor terdiri dari produk makanan, fesyen, hingga kerajinan yang turut mendapat dukungan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
"Dari seluruh ekspor produk UMKM kali ini, total nilai transaksi mencapai Rp961 juta atau mendekati Rp1 miliar,” kata Helvi.