Samarinda (ANTARA) - Ribuan warga Kalimantan Timur tumpah ruah di jalanan Kota Samarinda menyaksikan Pawai Ta’aruf yang merupakan bagian dari rangkaian perhelatan akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-30 Tahun 2024 di Kalimantan Timur, Sabtu.
Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik memberi apresiasi kepada seluruh peserta yang ikut dalam pawai Ta’aruf dalam rangkaian kegiatan MTQ Nasional.
“Kami berterima kasih kepada seluruh khafilah, semua berjalan lancar dan bahagia. Memang sukses tidaknya sebuah acara tergantung dari awalnya, kalau awalnya sukses, Insyallah kita akan sukses,” kata Akmal Malik.
Pawai Ta’aruf menampilkan karnaval kendaraan hias dan penampilan memukau dari seluruh kafilah.
Pawai ini dimulai pada pukul 07.00 WITA, melewati Jalan Kusuma Bangsa, Jalan Agus Salim, Jalan KH Abdurrasyid, Jalan Awang Long, dan berakhir di Jalan Gadjah Mada, Kantor Gubernur Kalimantan Timur, yang menjadi panggung kehormatan bagi para tamu penting dan pejabat pemerintah.
Rangkaian pawai tersebut menampilkan parade kendaraan hias dari berbagai provinsi di Indonesia, masing-masing membawa ciri khas budaya daerahnya.
Kekayaan budaya Nusantara terpancar dari warna-warni busana adat dan penampilan seni tradisional yang disuguhkan oleh para peserta pawai.
Acara tersebut menjadi momen bersejarah, mengingatkan masyarakat Kaltim akan kemeriahan MTQ Nasional yang pernah digelar di Kaltim pada tahun 1976.
Perhelatan MTQ Nasional pada tahun 1976 di Kalimantan Timur silam, merupakan momen penting yang masih dikenang hingga saat ini. Saat itu, Kaltim menjadi tuan rumah MTQ Nasional untuk pertama kalinya.
Banyak warga yang hingga kini mengenang bagaimana MTQ Nasional tahun 1976 menjadi salah satu momen paling berkesan dalam sejarah keagamaan Kaltim.
Kini, hampir setengah abad kemudian, Kalimantan Timur kembali dipercaya sebagai tuan rumah MTQ Nasional.
Salah satu warga yang menyaksikan pawai ta'aruf, Ibu Siti (65), mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya bisa kembali menyaksikan acara besar ini.
“Saya masih ingat betul MTQ tahun 1976. Waktu itu saya masih remaja, tapi suasana meriahnya sangat membekas. Sekarang, saya datang lagi menyaksikan ajang nasional. Ini jadi momen nostalgia yang luar biasa,” ujarnya sambil tersenyum.
Dengan kembalinya MTQ Nasional ke Kalimantan Timur, warga setempat berharap tradisi keagamaan dan budaya yang sudah lama terbangun dapat terus dipertahankan dan dikembangkan, serta menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.*