Sangatta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui tim pengendalian inflasi daerah (TPID) konsisten menjaga inflasi daerah di bawah target nasional
“Inflasi di Kutim masih terjaga pada angka 2,18, hal itu lebih rendah jika dibanding Provinsi Kaltim hingga nasional,” ucap Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekobang) Pemkab Kutim Zubair, usai kegiatan high level meeting TPID Kutim di Hotel Royal Victoria Sangatta, Rabu.
Ia menjelaskan hasil tersebut merupakan hasil kerja semua pihak, dengan konsisten melaksanakan rekomendasi pengendalian inflasi, seperti menjaga stabilitas harga, sidak pasar, operasi pasar murah, serta melancarkan kebutuhan BBM di Kutim.
Selain itu, Pemkab Kutim terus memantau harga bahan pokok melalui sistem pemantauan pasar dan kebutuhan pokok (SP2KP).
“Tiap minggu kami update harga di SP2KP, kalau pun ada yang naik atau turun itu tidak signifikan. Itu terus menerus kami jaga stabilitasnya,” katanya.
Zubair menyampaikan secara umum harga bahan pokok di Kutim stabil, hingga saat ini tidak ada barang yang membuat inflasi meningkat.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan upaya operasi pasar yang sering dilakukan, juga menjadi salah satu faktor inflasi tetap terjaga.
“Kami sering melakukan operasi pasar murah, sebagian pembeliannya disubsidi pemerintah melalui APBD, sehingga murah. Itu strategi yang paling jitu,” kata Zubiar.
Sementara itu Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Kutim Vita Nurhasanah mengatakan ada masukan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), tentang rendahnya realisasi belanja.
“Akan terjadi inflasi apabila uang yang beredar di masyarakat rendah. maka rekomendasi dari Pemprov Kaltim, kami ditugaskan menyusun road map pengendalian inflasi,” katanya.
Selain itu, katanya perlunya sinergi dan kolaborasi antara TPID Kabupaten Kutim dan TPID Provinsi Kaltim serta Pemerintah Pusat, untuk bersama-sama menurunkan angka inflasi di daerah.