Solo (ANTARA) - Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Samarinda melakukan studi tiru pengelolaan sumber daya air di Bengawan Solo, Jawa Tengah (Jateng), sehingga ilmu yang diperoleh akan diterapkan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam yang memiliki luas 78.532 kilometer persegi.
"Kedatangan kami ke Solo juga ingin mengetahui bagaimana strategi dalam Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) baik untuk melayani kebutuhan air baku perusahaan air minum maupun untuk pengairan pertanian," kata Kasi Perencanaan BWS Kalimantan IV Samarinda Gus Agung Guntoro di Solo, Rabu.
Dalam studi tiru itu BWS Kalimantan IV juga mengajak beberapa perwakilan anggota Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai (TKPSDA) Wilayah Sungai Mahakam, sehingga setelah kunjungan ini diharapkan mereka bisa mengimplementasikan pengetahuan dalam pengelolaan air di DAS Mahakam.
Kunjungan selama tiga hari pada Selasa-Kamis ini, tim yang tergabung dalam TPKPSDA Wilayah Sungai Mahakam bukan hanya melakukan pertemuan di Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, tapi juga melakukan kunjungan lapangan ke Bendung Colo, Sukoharjo, untuk mengetahui proses pengalokasian air, struktur bendung, dan lainnya.
Saat menerima tim TKPSDA Wilayah Sungai Mahakam, Sri Wahyu selaku Kabid Operasional dan Pemeliharaan BBWS Bengawan Solo mengatakan pembahasan dokumen RAAT dilakukan tiap tahun untuk mendapat masukan dan rekomendasi dari TKPSDA Wilayah Sungai Bengawan Solo yang selanjutnya dilaksanakan proses penetapan.
Dalam hal ini pihaknya telah membentuk Panitia Khusus (Pansus) Pembahasan Usulan RAAT melalui SK Ketua Harian. Sedangkan sebelum pembahasan sidang pleno, dilakukan pembahasan oleh Pansus RAAT dan Sidang Komisi terlebih dahulu.
Ia juga menyatakan untuk dokumen RAAT Wilayah Sungai (WS) Bengawan Solo periode 2024 - 2025 telah ditetapkan oleh Menteri PUPR melalui Kepmen Nomor 2953/KPTS/M/2024.
Sedangkan identifikasi isu-isu strategis dilaksanakan berdasarkan dokumen pola dan rencana pengalokasian air, kemudian dituangkan dalam program lima tahunan maupun satu tahunan yang disepakati oleh pimpinan TKPSDA melalui pembahasan sidang pimpinan TKPSDA WS Bengawan Solo.
"Isu strategis yang menjadi pokok bahasan di TKPSDA WS Bengawan Solo meliputi banjir, kekeringan, kegiatan tambang galian C, perubahan iklim, ketahanan pangan, pengambilan air tanpa izin, termasuk pompa tidak berizin, konservasi greenbelt waduk, konservasi hutan dan lahan, pencemaran kualitas air sungai, dan imbal jasa lingkungan," kata Sri.