Penajam Paser Utara (ANTARA) - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) memberikan bekal kepada 140 warga yang berada di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) menyangkut literasi digital dan teknologi ramah lingkungan untuk mewujudkan ibu kota baru Indonesia itu sebagai kota yang inklusif dan cerdas.
"Warga di kawasan IKN, adalah penduduk kota masa depan perlu dibekali literasi digital dan teknologi ramah lingkungan," ujar Deputi bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN Mohammed Ali Berawi di Sepaku, Penajam Paser Utara, Sabtu
"Bekal yang diberikan itu, agar warga di kawasan IKN dapat berpartisipasi aktif wujudkan ibu kota baru Indonesia jadi kota yang inklusif dan cerdas," tambahnya.
Sejumlah program dilaksanakan oleh OIKN untuk memberikan manfaat bagi warga di kawasan IKN yang dibangun di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Program dilaksanakan OIKN tersebut, diharapkan mempermudah warga memanfaatkan kemajuan teknologi digital dan ramah lingkungan, jelas dia, dalam keseharian hingga pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Salah satunya pelatihan literasi digital dan teknologi ramah lingkungan yang dikemas dalam kegiatan coding mama, coding difabel, dan solar mama 2024, lanjut dia, dengan peserta dari warga Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Peserta terdiri dari ibu rumah tangga, remaja perempuan dan penyandang disabilitas (kebutuhan khusus), yang difokuskan pada edukasi digitalisasi UMKM, keterampilan teknologi informasi dan pemanfaatan energi terbarukan.
Sepanjang 2024, sebanyak 90 warga telah mengikuti program coding mama dan coding difabel, serta solar mama, menurut Mohammed Ali Berawi, mendapat bekal di bidang literasi digital, pengembangan website, dan digital marketing (pemasaran)
Kemudian juga diberikan pembekalan pemanfaatan dasar panel surya untuk penerangan, hingga perawatan sederhana panel surya, dengan melibatkan pelatih dari akademisi Universitas Mulawarman (Ummul) Kota Samarinda di Provinsi Kalimantan Timur.
Peserta pelatihan mulai dari ibu rumah tangga dengan latar pendidikan tamatan sekolah dasar (SD) hingga lulusan sarjana strata satu (S1) tersebut, langsung memperoleh manfaat dan membagikan kepada komunitas dan warga lainnya.
"Setelah ikut pelatihan itu saya bisa adakan pelatihan yang diikuti 20 peserta, kami dapat berbagi ilmu, berdayakan komunitas dan ciptakan perubahan di lingkungan sekitar," kata Sri Widyawati, peserta program coding mama.