"Anggarandari APBN sebesar itu berupa kegiatan fisik dan non fisik dalam upayapengendalian daya rusak Sungai Mahakam dan anak-anak sungainya," ujar KepalaBWS Kalimantan III Arief Rachman.
Seharisebelumnya, ketika menjadi pembicara dalam seminar Peringatan Hari Air SeduniXXV bertema Restorasi Sungai yang dibuka oleh Gubernur Kaltim Awang FaroekIshak, Arief menyatakan kegiatan tersebut diantaranya untuk meminimalisirbanjir di Samarinda.
Rincian danasebesar itu, pada kegiatan non fisik senilai Rp3,134 miliar yang terdiri dari'review' desain normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM) sebesar Rp1,64 miliar,kemudian kajian sempadan pada Sungai Mahakam DAS Samarinda senilai Rp1,48miliar.
Sedangkanuntuk kegiatan fisik totalnya Rp47,157 miliar dengan rincian untuk normalisasidan perkuatan tebing SKM senilai Rp28,08 miliar, supervisi normalisasi danperkuatan tebing SKM sebesar Rp1,35 miliar.
Berikutnyaadalah proteksi tanggul tampungan air pada Bendung Benanga di bagian tengah SKMsenilai Rp15,05 miliar, supervisi proteksi tanggul Benanga Rp900 juta,pemeliharaan Sungai Sambutan sebesar Rp974,74 juta, dan pemeliharaan berkalaSungai Simpang Arang Samarinda senilai Rp800 juta.
Pada 2018lanjutnya, dana yang turun untuk Samarinda diharapkan lebih besar, yaknitotalnya mencapai Rp200,27 miliar karena ada beberapa kegiatan yang sifatnyaberkelanjutan, diantaranya untuk normalisasi dan perkuatan tebing SKM senilaiRp60 miliar.
Kemudianlanjutan supervisi normalisasi dan perkuatan tebing SKM senilai Rp1,5 miliar,lanjutan supervisi proteksi tanggul Benanga Rp900 juta, pemeliharaan SungaiSambutan senilai Rp1,52 miliar.
"Untuktahun 2019 juga diharapkan mendapat tambahan alokasi Rp96,6 miliar, sepertiuntuk kelanjutan normalisasi dan perkuatan tebing SKM Rp40 miliar, lanjutansupervisi normalisasi dan perkuatan tebing SKM Rp1,4 miliar, perkuatan tebingSungai Mahakam 3 segmen Rp50 miliar, dan supervisi perkuatan tebing SungaiMahakam 3 segmen senilai Rp2,5 miliar," kata Arief. *