Balikpapan (ANTARA) - Tim Search and Rescue (SAR) gabungan dari berbagai unsur, Senin, masih melakukan pencarian terhadap seorang anak buah kapal (ABK) atas nama Ahmad, 55 tahun, yang diduga tercebur di perairan Muara Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
"Hari keempat ini kami masih melakukan pencarian terhadap Ahmad, ABK pada Kapal TB Berkat Bahari 1 di Perairan Muara Bengalon," kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan Endrow Sasmita di Balikpapan, Senin.
Ia mengatakan, berdasarkan keterangan dari saksi, Budi Santoso yang saat itu berada di anjungan kapal TB Berkat Bahari 1 yang sedang berjangkar, pada Kamis 26 Desember, Budi masih melihat Ahmad sedang berjalan-jalan di atas tongkang Duta Bahari 2.
Namun keesokan harinya, saat kapal mau bersandar, saksi tidak melihat adanya korban di kapal tersebut, padahal seharusnya Ahmad membantu proses pengamanan dan lainnya saat kapal mau bersandar.
Ahmad (korban yang masih dicari tim SAR) beralamat di Kampung Bojong Jambu, RT 03, RW 06, Kelurahan Sindangkerta, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
"Sadar akan tidak adanya korban, kemudian saksi memanggil rekannya untuk mencari korban, disadari oleh mereka bahwa korban diduga tercebur di muara, maka korban melaporkan kepada pihak berwajib terdekat," katanya.
Menanggapi informasi tersebut, kemudian pada 27 Desember pukul 17.10 Wita Pos SAR Kutai Timur berangkat menuju lokasi kejadian di koordinat 0°36'20.10"N 117°43'2.76"E dengan jarak 125.22 kilometer heading 173°, arah Selatan jarak tarik lurus dari Pos SAR Sangatta untuk melaksanakan operasi SAR.
"Hingga hari ini, pencarian telah memasuki hari keempat, dilakukan oleh Tim SAR gabungan dari berbagai unsur seperti Tim Rescue Pos SAR Sangatta, Polairud Polda Kaltim, Polairud Muara Bengalon, Pos AL Muara Bengalon, Kru TB Berkat Bahari 1, dan warga Muara Bengalon," katanya.
Hari ini, katanya lagi, operasi SAR dilakukan dengan memperluas area pencarian 44 NM persegi dan dibagi menjadi 3 regu dengan menggunakan pola pencarian "parallel sweep" karena area yang dicari terlalu luas dan tidak pasti.
"Sejumlah peralatan yang digunakan untuk mencari antara lain perahu karet Basarnas, speed boat Polairud Polda Kaltim, dan speed boat Pos AL Muara Bengalon. Tim SAR gabungan sempat terkendala dengan luasnya pencarian dan kondisi cuaca angin, hujan dengan intensitas tinggi hingga gelombang laut tinggi," kata Endrow.