Balikpapan (ANTARA) - Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud melalui Asisten Perekonomian Pembangunan dan Kesejahteraan Andi Muhammad Yusri Ramli mengajak masyarakat memaknai Idul Adha atau hari raya kurban secara dua arah.
"Saya ingin mengingatkan pentingnya mewujudkan makna Idul Adha atau hari raya kurban, dalam hablumminallah dan habluminannas," katanya kepada masyarakat Kota Balikpapan melalui sambutan yang dibacakan dalam pelaksanaan Salat Id di Lapangan Merdeka Balikpapan, Senin (17/6).
Rahmad mengemukakan, makna habluminallah secara vertikal adalah sebagai wujud ketaatan, ketundukan, patuh dan pasrah kepala Allah SWT yang merupakan pondasi ini dari keseluruhan ajaran islam.
"Sementara itu makna habluminannas secara horisontal sebagai wujud semangat berkorban dan solidaritas sosial yang merupakan implementasi dari sifat dasar ajaran islam, yang penuh kasih sayang antar sesama umat manusia," ungkapnya.
Lanjut Rahmad mengatakan, peristiwa kurban yang hari ini diperingati oleh umat islam di seluruh dunia, memang seharusnya tidak lagi dimaknai hanya sebatas proses ritual belaka.
"Karena secara nyata penumbuhan nilai-nilai kemanusiaan dan spirit keadilan sosial dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, yang menjembatani kesenjangan dalam struktur ekonomi sosial dan kepedulian terhadap sesama umat," tuturnya.
Disampakan Rahmad, presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, pernah mengutip pemikiran Oliver Lodge yang menyatakan bahwa tidak ada hidup tanpa pengorbanan dan tidak ada korban yang hilang terbuang'.
"Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa berkurban merupakan inti dari kehidupan yang penuh arti, dan tidak akan pernah sia-sia," ungkapnya.
Dimensi sosial dari ibadah kurban, yaitu pentingnya kepekaan sosial dan kesadaran akan persoalan-persoalan mendasar kehidupan, seperti kemiskinan dan ketidakmampuan.
"Maka ibadah kurban sebagai wujud nyata dari kepekaan sosial dan kasih sayang terhadap sesama," katanya.
Dalam arti, momentum Idul Adha ini dapat menjadi ladang amal bagi setiap individu untuk memberikan sumbangsih, kontribusi dan memberi arti yang lebih besar terhadap sesama, sesuai dengan profesi dan status masing-masing dalam menjadi hamba-hamba Allah yang terbaik.
"Dengan demikian, ibadah kurban adalah semangat pembebasan manusia dari sifat-sifat yang melekat sebagai potensi anti sosial," ungkap Wali Kota Rahmad.
Menurutnya, sifat anti sosial adalah sifat paling berbahaya yang dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara yang merupakan nafsu serakah sehingga dapat melahirkan perilaku tercela.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Rahmad juga berpesan bahwa ukhuwah yang sudah terjalin dengan baik selama ini, hendaknya dapat terus dipertahankan menjadi modal pembangunan.
"Guna mewujudkan masyarakat Kota Balikpapan yang rukun, saling bersinergi, dan memberikan kontribusi bagi kemajuan daerah dalam bingkai Madinatul Iman," tuntas Rahmad.