Samarinda (ANTARA) - Tahapan pemilihan umum (pemilu) dan persiapan oleh KPU Mahulu, Kalimantan Timur, hingga awal Februari ini sudah mencapai 90 persen, sehingga diyakini pelaksanaannya berjalan lancar.
"Kesiapan dan tahapan pemilu yang sudah dilakukan KPU Mahulu sudah mencapai 90 persen, sedangkan sisanya yang 10 persen terkait distribusi logistik ke semua tps yang akan dilakukan H-1 Pemilu 2024," kata Ketua KPU Mahulu Frederik Melawen di Ujoh Bilang, Jumat.
Selama ini pihaknya selalu aktif melakukan sosialisasi pemilu ke semua kalangan, salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan tingkat pemilih, yakni mengajak masyarakat rela datang ke tempat pemungutan suara (tps) guna menyalurkan hak suara.
Sedangkan untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan nyata mengenai teknis pemungutan suara pada pemilu tanggal 14 Februari mendatang, KPU Mahulu pun menggelar simulasi pemilihan di tps, dilaksanakan oleh kelompok penyelenggara pemungutan suara (kpps) dengan mengundang pemilih pada DPT TPS 1, Kampung Ujoh Bilang.
Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (31/1) tersebut, ditinjau dan disaksikan langsung oleh Bupati Mahulu Bonifasius Belawab Geh, Wakil Bupati Yohanes Avun beserta jajaran, untuk memastikan salah satu kesiapan tahapan demokrasi berjalan sesuai aturan.
Frederik mengatakan, simulasi tersebut merupakan kegiatan kedua yang dilaksanakan oleh KPU Mahulu dalam proses pemilihan. Simulasi yang pertama telah dilakukan beberapa hari sebelumnya dengan penghitungan rekapitulasi hasil suara serta penggunaan aplikasi Sirekap.
“Kegiatan simulasi menggunakan lima kotak suara berdasarkan jenis pemilihan, sehingga suasana di tps menggambarkan kondisi sesungguhnya, layaknya hari pencoblosan untuk memilih Capres dan Cawapres, anggota DPR, DPD, DPRD provinsi maupun anggota DPRD kabupaten/kota,” katanya.
Proses penghitungan atas lima peserta pemilu yang dilakukan Rabu lalu berjalan lumayan lama, yakni berakhir hingga pukul 21.00 waktu setempat, namun lama waktu ini dirasa lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Hal ini karena tanpa penerapan aplikasi sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) dan minimnya jumlah undangan yang datang, yakni kurang dari 100 pemilih, dari sebanyak 259 orang undangan yang disebar.