Samarinda (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) HM Yadi Robyan Noor memastikan stok kedelai khususnya untuk pembuatan tahu dan tempe aman hingga tiga bulan ke depan.
"Stok kedelai Kaltim masih aman hingga tiga bulan ke depan," kata Roby ketika dihubungi di Samarinda, Kamis.
Ia mengatakan, stok kedelai saat ini sebanyak 47 ton dengan kebutuhan per bulannya sekitar 15 ton untuk berbagai daerah, terutama Balikpapan, Bontang dan Berau yang memiliki permintaan kedelai lebih tinggi.
Sementara pasokan kedelai nasional 95 persen berasal dari impor dan sisanya lokal. Sedangkan di Kaltim sendiri sekitar 85 persen yang impor dan sisanya lokal.
Lanjut Roby, harga kedelai sempat mengalami kenaikan di beberapa daerah di Indonesia akibat pasokan impor terutama dari Brasil dan Argentina terganggu dan turun hingga 50 persen.
Selain itu, dalam beberapa waktu terakhir China sebagai salah satu konsumen kedelai juga meningkatkan permintaan untuk mendorong peternakan babi di sana.
Untuk itu, Roby mengimbau kepada masyarakat untuk mengkonsumsi tahu dan tempe secara normal sesuai kebutuhan agar stok tetap stabil.
"Stok kedelai insyaallah stabil dibarengi masyarakat yang mengkonsumsi tempe tetap normal sesuai kebutuhan, tidak berbelanja secara berlebihan," imbau Roby.
Menurutnya berdasarakan pantauan di pasar-pasar tradisional di Samarinda, tahu dan tempe masih dijual dengan harga yang wajar yakni Rp 5.000 untuk ukuran kecil dan Rp 15.000 untuk tempe ukuran besar.
Selain stok kedelai juga stok daging sapi baik daging impor maupun lokal masih cukup untuk 2,9 bulan dengan ketersediaan 4.400 ton dan kebutuhan per bulan di Kaltim sekitar 1.555 ton.
"Soal harga dan stok barang diupayakan stabil, agar tidak terjadi lonjakan harga yang tidak wajar," kata Roby.